REPUBLIKA.CO.ID, Ribuan turis yang melintas setiap hari di jalan Desa Soka, Kecamatan Selemadeg Te ngah, Kabupaten Tabanan, senantiasa berdecak melihat hamparan sawah yang tersusun rapi. Bukan hanya karena padinya yang tumbuh sehat, melainkan terasering persawahan di sana menimbulkan kekaguman.
Dari kekaguman, pertanyaan juga timbul. Bagaimana petani Bali membagi airnya, hingga merata dan terkadang mengalir dari tempat yang lebih rendah ke area persawahan yang letaknya di atas sumber air.
Subak memang luar biasa. Sistem pengairan sawah khas Bali ini bisa membuat saluran air yang menembus bukit, mencapai belasan kilometer. Dan, jadilah terowongan-terowongan setinggi badan manusia yang mengular panjang. Terowongan atau gua air itu kemudian menjadi solusi, untuk melimpahkan air di satu sisi bukit ke sisi lainnya. Menjadi suatu kesatuan sistem irigasi.
Subak bukan sekadar mengairi sawah. Subak merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan yang mengatur sistem pembagian air. Berkat sistem ini pasokan air untuk keperluan bercocok tanam dan sawahsawah di Bali selalu tersedia.
Sawah dengan subak di Desa Soka baru sebagian kecil dari area persawahan yang masuk dalam manajemen subak. Di Bali, terdapat 2.073 subak. Setiap tahun, jumlahnya cenderung menyusut.
Pesona Bali sebagai kawasan wisata membuat organisasi subak makin sulit dipertahankan, terutama di wilayah perkotaan seperti Denpasar. Gempuran kebutuhan lahan untuk perumahan ataupun fasilitas wisata memaksa pemerintah setempat membuat kebijakan lebih longgar terhadap alih fungsi lahan pertanian.
Lebih dari 2.000 sawah bersubak kebanyakan terletak di pedesaan. Di daerah, seperti Desa Soka atau Desa Luwih di Kecamatan Penebel, Tabanan, sawah bersubak masih bisa dinikmati. Di sana hamparan sawahnya luas. Letak daerah yang di lereng gunung menjadikan sawah tersaji bersusunsusun. Udara yang sejuk juga membuat wisata subak bisa dinikmati di sini.
Desa Soka berada di jalan raya Denpasar- Gilimanuk atau sekitar 40 kilometer sebelah barat Kota Denpasar. Turis yang datang ke Bali lewat jalur darat pasti melewati desa itu. Sedangkan untuk sampai ke Jati Luwih harus masuk ke Kota Tabanan. Dari situ, lalu berbelok ke arah utara dari pusat kota menuju Kecamatan Penebel yang jaraknya sekitar 20 kilometer.
Selain di Kabupaten Tabanan, subak bisa ditemukan di Kabupaten Badung bagian utara, seperti di Kecamatan Mengwi dan Kecamatan Petang atau di wilayah Taman Ayun. Di Kabupaten Gianyar terdapat subak di sekitar Pura Tirta Empul atau di sekitar Istana Presiden Tampaksiring. Sedangkan di Kabupaten Bangli terdapat di Kecamatan Kintamani, di sekitar lereng Gunung Batur.
Hamparan sawah dengan sistem subak merentang sebesar 21 ribu hektare, dari Tabanan, Gianyar, Badung, dan Bangli. Di Jembrana, Buleleng, Karangasem, dan Klungkung, subak bisa juga ditemukan. Namun, cakupan area sawahnya tidak begitu luas.