Sabtu 01 Feb 2014 21:20 WIB
Isi tumpeng bisa dikreasikan sehingga muncul sesuatu yang segar dan dinamis.

Tumpeng

Nasi Tumpeng jadi ikon kuliner tradisional Indonesia
Nasi Tumpeng jadi ikon kuliner tradisional Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, Pakar kuliner Bondan Winar - no menuturkan bahwa ma - syarakat Singapura sudah banyak yang mengenal dan memanfaatkan tumpeng se- bagai makanan pengganti kue tart ulang tahun.

Orang-orang kreatif di negara jiran itu, kata Bondan, mengemas tumpeng sedemikian rupa dengan berbagai kreasi.Bahkan kini banyak ditemukan toko yang menerima pesanan tumpeng di Singapura.  Menurutnya, kreasi ini dipopulerkan orang Indonesia yang kenal dengan mantan perdana menteri Singapura Lee Kuan Yew.

"Rupanya Lee Keuan Yew suka juga dengan tumpeng sehingga cepat populer," kata pe- merhati kuliner yang memopulerkan istilah "mak nyus" ini. 

Ia pun berbagi tips soal bagaimana masyarakat Indonesia juga bisa memodifikasi tumpeng agar muncul kreasi baru yang segar. "Berani mengubah pakem yang sudah ada sejak lama dan menggantinya dengan sesuatu yang berbeda dan lebih modern," ujarnya di sela-sela diskusi "Tumpeng Menjadi Ikon Unggulan Kuliner Indonesia"

yang diselenggarakan Forum Dialog Pariwisata di Jakarta, akhir pekan lalu.

Misalnya, saran Bondan, isi tumpeng bisa diganti dengan nasi merah atau singkong yang diserut halus kemudian direbus. Sedangkan, untuk makanan pendampingnya, bisa lauk pauk dan sayuran tradisional khas dari berbagai daerah. Sehingga, kehadiran tumpeng bisa menjadi sesuatu yang menarik dan berbeda. Misalnya, untuk lauk pertama, bisa mengambil rendang Padang dari Sumatra Barat, lauk kedua berupa sate lilit dari Bali, kemudian ayam goreng lengkuas dari Bandung, dan urap sayuran dari Yogyakarta.

"Semua itu bisa kita kreasikan asal mau berinovasi dan tidak terpaku pada pakem," ujar Bondan.

Menurutnya, dengan kreasi baru tumpeng juga bisa terbebas dari kesan sesuatu yang sakral dan mistis. Mendongkrak popularitas tumpeng, Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga In- donesia (APJI) Ning Sudjito berpendapat bahwa tumpeng bisa semakin mengukuhkan diri sampai go international. Tumpeng juga digunakan sebagai ikon wisata kuliner Indonesia sehingga kelak mampu mendongkrak pangan khas Tanah Air lainnya.

"Kita harus menasionalkan dan menginternasionalkan tumpeng sebagai ikon kuliner Indonesia," ujar Ning. Selain itu, tumpeng juga menjadi simbol bersatunya keragaman kuliner di Indonesia. Ia pun mengajak masyarakat Indonesia agar memiliki kebang-gaan nasional atas keunggulan kulinernya.

Hidangan tumpeng pernah disajikan dalam jamuan makan malam kenegaraan, seperti KTT APEC di Bali pada 2013. Maskapai flag carrier Garuda Indonesia juga menyediakan menu mini tumpeng untuk penumpang kelas eksekutif.

Sementara itu, awal tahun ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengadakan coaching clinic 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia dan tumpeng nusantara hadir dalam kegiatan bursa wisata terbesar di Belanda, Vakantiebeurs 2014.

Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Insentif, Event Kemenparekraf Achyaruddin mengatakan bahwa Kemenparekraf memang telah menetapkan tumpeng nusantara sebagai ikon unggulan kuliner Indonesia sejak 2012. "Dari ribuan menu makanan Indonesia harus ada makanan yang menjadi unggulan, yakni tumpeng nusantara," katanya.

Sampai saat ini, kuliner menjadi subsek- tor industri kreatif yang bisa dijadikan kebanggaan di dalam dan di luar negeri serta menjadi objek wisata minat khusus. Menurut Achyaruddin, dari ribuan menu masakan tradisional Indonesia telah dipilih 30 ikon kuliner mewakili keragaman kuliner Indonesia."Kami dibantu para praktisi dan pakar kuliner terlebih dahulu memilih 30 ikon kuliner mewakili keragaman kuliner Indonesia," ujarnya.

Koordinator Forum Dialog Pariwisata Hilda Sabri Sulistyo mengatakan, tumpeng mempunyai potensi besar untuk mengharumkan nama Indonesia di dalam dan di luar negeri. "Kami sangat mendukung upaya menjadikan tumpeng sebagai center piece dan ikon wisata kuliner Indonesia,"katanya. (antara, ed: wulan tunjung palupi)

Informasi dan berita lainnya silakan dibaca di Republika, terimakasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement