Rabu 29 Jan 2014 13:20 WIB

Dikepung Macet dan Banjir, Wisata Jakarta Susah Dijual

 Petugas mempersiapkan armada bus tingkat pariwisata di kawasan Monas, Jakarta Pusat , Kamis (16/1).   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas mempersiapkan armada bus tingkat pariwisata di kawasan Monas, Jakarta Pusat , Kamis (16/1). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri pariwisata menyatakan kesulitan menjual paket wisata di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu kendalanya lantaran persoalan macet dan banjir.

"Kami terus terang bingung dan pusing mau jual Jakarta sekarang ini," kata Vice Chairman Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata (Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies/ASITA) Jakarta Chapter, Rudiana di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, meski dari sisi sarana dan prasarana Jakarta terbilang lengkap, namun persoalan klasik terkait banjir dan macet menjadi kendala yang sangat menghambat.

Rudiana mencontohkan kebijakan Pemerintah Provinsi Jakarta untuk mendatangkan lima bus pariwisata, terancam tidak bisa beroperasi optimal karena dihadang kemacetan yang luar biasa.

"Jakarta memang oke dengan adanya terobosan mendatangkan lima bus pariwisata yang akan beroperasi per Februari ini, tapi dalam kemacetan seperti ini apa bisa optimal," katanya.

Meskipun rencananya bus-bus tersebut akan beroperasi dengan memanfaatkan jalur-jalur busway, tetapi banyak titik busway di Jakarta yang belum steril alias masih tetap terancam macet.

Pria yang juga Sales & Marketing Director Wita Tour itu berpendapat, pada dasarnya Jakarta sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata MICE (Meeting Incentives Conference & Exhibition) dan wisata belanja.

"Namun, kembali lagi sarana dan prasanara menjadi domain utama dalam mengggerakkan roda pariwisata di sini," katanya.

Hal itu berarti bahwa keberadaan fasilitas yang baik tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal jika sarana pendukung yang dibutuhkan tidak bekerja dengan semestinya.

Oleh karena itu ia meminta semua pihak khususnya pemerintah untuk menyusun rencana strategis yang aplikatif dan tidak berhenti hanya sekadar wacana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement