REPUBLIKA.CO.ID, KUCHING, MALAYSIA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan tahunan para Menteri Pariwisata negara-negara anggota ASEAN. Pertemuan merupakan bagian dari kegiatan ASEAN Tourism Forum (ATF) yang diselenggarakan di Kuching, Sarawak, Malaysia, pada 19-20 Januari 2014.
ASEAN Tourism Forum merupakan forum pariwisata terbesar di ASEAN untuk membahas perkembangan dan keberlangsungan sektor kepariwisataan di wilayah ASEAN, dan ATF 2014 mengambil tema “Advancing Tourism Together”.
Forum ini digelar untuk menegaskan kembali kerja sama pariwisata yang telah terjalin antara pemerintah dan pihak swasta dalam memfasilitasi pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan ASEAN.
Pertemuan digelar dengan dua agenda utama, yaitu pertama pertemuan tingkat Menteri/pejabat senior baik antara negara ASEAN maupun dengan mitra-mitra utamanya RRT, Jepang, Korea, India, Rusia dan untuk pertama kalinya dengan Brasil.
Pertemuan juga dihadiri perwakilan swasta dan organisasi internasional antara lain ASEAN Tourism Association (ASEANTA), World Tourism Organization (UNWTO), dan World Travel & Tourism Council (WTTC). Kedua, pameran Travel Exhange (TRAVEX).
Dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Selasa (21/1), pertemuan tersebut membahas perkembangan sektor pariwisata yang mengembirakan dan resilien walaupun ada ketidakpastian dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Sumbangan sektor pariwisata untuk sumbangan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, berkisar sekitar 8-9% dari PDB dan menciptakan 1 dari 11 pekerjaan.
Menurut UNWTO, pertumbuhan tertinggi yang dialami per wilayah adalah tertinggi untuk ASEAN, dimana pertumbuhan wisman ke Asia Tenggara adalah 8,3% selama periode 2005-2012, dibanding pertumbuhan global 3,6% dan di 2013 adalah 12% dan mencapai 90,2 juta dibanding pertumbuhan global 5%.
Saat ini Asia Tenggara menyumbang 7,3% dari total wisman global dan dengan prospek pertumbuhan yang diperkirakan masih baik ke depan, diperkirakan akan mencapai 10,3% pada 2030.
Pertumbuhan dan kinerja yang baik, dan pentingnya sektor pariwisata di masing-masing perekonomian ASEAN, disebabkan oleh berbagai faktor: perbaikan infrastruktur dan peningkatan konektivitas dengan peningkatan penerbangan langsung dan perluasan dari low cost carriers; peningkatan daya beli di kawasan Asia; penyempurnaan dan fasilitasi visa; dan kerja sama baik antar-ASEAN maupun antar-ASEAN dengan beberapa mitra utamanya di Asia. Sekitar 46% dari wisman yang ke ASEAN berasal dari ASEAN (intra-ASEAN) dan 32% dari Asia lainnya terutama RRT, Jepang, Korea dan India.
Oleh sebab itu, kerja sama regional dan ASEAN menjadi sangat penting. Terlebih dalam rangka memenuhi komitmen di bawah ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 yang merupakan bagian dari upaya pariwisata untuk mencapai ASEAN Economic Community (AEC) pada akhir 2015, dimana pencapaian sampai dengan akhir 2013 sudah 75%. Pertemuan sepakat untuk meningkatan upaya agar dapat mencapai 100% pada akhir 2015.