Kamis 16 Jan 2014 14:08 WIB

Berkelana di Kota Tua Muscat: Bermula dari Corniche (2)

Corniche
Foto: touroman.com
Corniche

REPUBLIKA.CO.ID, -- Objek wisata pertama yang ada di kawasan Muttrah adalah Muttrah Corniche. Corniche merupakan daerah pinggir pantai yang biasa terdapat di kawasan negara Teluk. Biasanya warga setempat banyak beraktivitas di sekitar pinggiran pantai tersebut.

Di Muttrah Corniche, misalnya, banyak turis menikmati angin yang berembus kencang di pagi, petang, ataupun malam hari sambil melihat kapal-kapal yang bersandar dekat situ. Kawanan burung yang kerap hilir mudik menambah kenikmatan siapa pun yang menghabiskan waktu.

Di depan jalanan utama Corniche terdapat Muttrah Souq atau Pasar Tradisional Muttrah yang menjual berbagai cendera mata khas, seperti khanjar (senjata tradisional berbentuk pisau), topi khas Oman, dishdash (sejenis jubah putih yang biasa dikenakan pria Arab pada umumnya), bumbu masakan, serta banyak lainnya.

Dari Muttrah Souq, saya pun menuju Benteng Jalali dan Benteng Mirani. Sebelum sampai, terlihat sebuah bangunan unik mirip bola yang berada di atas bukit. Bangunan unik ini sering menjadi ikon Muscat. Ternyata bangunan itu berbentuk mirip pembakar dupa yang dimiliki setiap rumah di Oman. Benteng Jalali dan Mirani dibangun di masa penjajahan Portugis pada 1552.

Tak jauh dari benteng, terdapat sebuah istana megah. Inilah salah satu istana resmi Al Sultan Oman yang bernama Istana Al Alam. Istana ini merupakan istana utama tempat tamu kenegaraan dijamu.

Kesan gersang karena berada di wilayah gurun tampak tak terlihat sama sekali di lokasi sekitar istana ataupun kawasan Kota Muscat pada umumnya. Pepohonan dan warna-warni bunga menambah sejuk suasana kota yang pada saat saya kunjungi sebenarnya masuk ke dalam siklus musim dingin.

Tak jauh dari istana pula, saya diajak ke salah satu museum bernama Beit Al Zubair yang memamerkan berbagai peninggalan sejarah dan kebudayaan Oman. Museum ini menyimpan koleksi yang menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat lokal zaman dulu. Diorama perkampungan dan pasar tradisional dibuat seotentik mungkin.

Oleh: M Sutan Aziz Nasution, Traveler, Tinggal Di Medan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement