REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kesultanan Raja Tallo-Gowa, Sulawesi Selatan, menjalin kerja sama dengan kerajaan kesultanan Malaysia untuk pengembangan pariwisata guna melestarikan budaya warisan leluhur.
"Sudah dilakukan penandatangan MoU atau nota kesepahaman antara Kesultanan Tallo-Gowa dan Dewan Kesultanan Malaysia untuk pengembangan pariwisata serta pelestarian budaya serumpun," kata Muhammad Nasrun selaku PenasIhat Kesultanan Gowa-Tallo, Sabtu malam.
Usai prosesi adat penyematan bintang mahaputra kerajaan kepada 50 orang di Benteng Rotterdam, Makassar, Sulsel, Nasrun mengaku, pengembangan pariwisata antar dua negara ini telah mendapat respon dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain itu, hubungan kekerabatan antara kerajaan Tallo-Gowa dan kerajaan Bugis-Makassar dengan Kerajaan Malaysia sudah terjalin selama ratusan tahun sebab diketahui Malaysia masih mempunyai rumpun yang sama.
Perjanjian kerja sama tersebut, lanjutnya, ada beberapa poin penting seperti pengembangan pariwisata di dua negara, kemudian pelestarian budaya dan jalinan kekeluargaan rumpun kesultanan serta yang berkaitan dengan sisi pariwisata.
"Kerja sama kebudayaan dan pariwisata dari dua kerajaan karena serumpun dan memperlihatkan eksistensi budaya kepada dunia. Selajutnya diberikan amanah kemudian menjadikan kebudayaan sebagai nilai-nilai yang perlu dilestarikan," tambahnya.
Penandatangan MoU tersebut dilakukan Raja Tallo-Gowa, I Paricu Muhammad Akbar Amir Sultan Aliyah Karaeng Manaba, Ma'gau/Raja Tallo XIX Mangkubumi Kerajaan Gowa, perwakilan Kesultanan Malaysia, Datok Sri Rozaini Binti Nawai disaksikan Ketua Batte Salapang Ir H Abdul Razak Tate.
Perwakilan Kesultanan Malaysia, Datok Sri Rozaini Binti Nawai pada kesempatan itu mengatakan, dirinya akan berdidikasi dan menjaga amanat yang diberikan kepadanya. "Saya akan bertanggungjawab dan memelihara nilai-nilai leluhur," katanya.