Sabtu 04 Jan 2014 19:26 WIB

Travel Warning Australia..Ah Hanya Gertak Sambal Saja

Sejumlah wisatawan mancanegara (Wisman) melintas di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Senin (1/4).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sejumlah wisatawan mancanegara (Wisman) melintas di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Senin (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Peraih Civil Justice Award Nasional 2013 dari Aliansi Pengacara Australia (ALA) Ferdi Tanoni mengatakan peringatan bepergian (travel warning) ke Indonesia yang dikeluarkan pemerintah Federal Australia kepada warga negaranya, hanyalah sebuah geretak sambal.

"Kita (Indonesia) tidak perlu khawatir dengan peringatan tersebut, karena nyatanya animo wisatawan Australia ke Indonesia tetap saja tinggi. Tiap hari, pesawat yang mengangkut wisatawan Australia ke Indonesia selalu saja penuh," kata Tanoni melalui saluran telepon internasional dari Canberra, Australia, Sabtu.

Mantan agen imigrasi Kedutaan Besar Australia itu mengatakan tingginya animo wisatawan Australia ke Indonesia tersebut mengindikasikan bahwa peringatan larangan bepergian (travel warning) yang dikeluarkan Pemerintah Federal Australia, hanya sebuah isapan jempol belaka.

"Sebagai bangsa yang besar, kita tidak perlu khawatir dengan ancaman tersebut, karena toh minat wisatawan negeri Kanguru itu ke Indonesia itu tetap saja tinggi, entah ke Bali, Lombok, Jakarta dan destinasi pariwisata lainnya di Indonesia," kata Tanoni yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) itu.

Pemerhati masalah Laut Timor itu menambahkan kebijakan peringatan bepergian tersebut seharusnya tidak boleh dikeluarkan Pemerintah Australia, karena tidak ada masalah apa-apa, apalagi tidak ada hal yang luar biasa yang ikut mengganggu kepentingan Australia di Indonesia.

"Aksi geretak sambal dari Australia itu hanya untuk mempengaruhi penunuruan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia, namun fakta menunjukkan bahwa hampir 70 persen wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia berasal dari Benua Australia," kata Tanoni yang juga penulis buku "Skandal Laut Timor, Sebuah Barter Politik Ekonomi Canberra-Jakarta" itu.

Departemen Luar Negeri Australia secara resmi mengeluarkan peringatan wisata (travel warning) untuk tidak berkunjung ke Indonesia, terutama ke Pulau Bali sebagai tujuan wisata.

Dalam peringatan terbarunya itu, Departemen Luar Negeri Australia mengindikasikan ada kelompok teroris yang masih melakukan aktivitas di Indonesia, meski sudah ada upaya dari aparat keamanan untuk menghentikannya.

Terkait peringatan yang dikeluarkan pemerintah Australia, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto tidak mau ambil pusing, bahkan seluruh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Australia itu dianggap sebagai sebuah angin lalu.

"Aparat Polri dan TNI sudah melakukan upaya terbaik dalam upaya mencegah aksi teroris tersebut, sehingga peringatan bepergian tersebut hanyalah sebuah geretak sambal yang tidak perlu disikapi secara serius oleh Indonesia," demikian Ferdi Tanoni.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement