REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan lebih fokus mengembangkan destinasi pariwisata unggulan, terutama yang memiliki daya tarik wisatawan yang spesial pada 2014.
"Destinasi yang memiliki daya tarik spesial semakin dikembangkan di 2014, seperti Gili Trawangan dan gili-gili lainnya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi NTB H Muhammad Nasir, di Mataram, Ahad.
Ia mengatakan mulai 2014 Pemprov NTB lebih fokus menata dan mengembangkan destinasi pariwisata unggulan sesuai arahan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.
Sebelumnya, dalam rapat dengan seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di jajaran Pemprov NTB, Gubernur NTB menginstruksikan dinas teknis terkait untuk fokus pada penataan destinasi pariwisata, setelah upaya promosi potensi pariwisata gencar dilakukan dalam beberapa tahun anggaran.
Gubernur menekankan penataan destinasi pariwisata dalam tiga tahun anggaran terhitung 2014, 2015, dan 2016.
Selain itu, Gubernur NTB dua periode berturut-turut sejak 2008 itu juga menekankan pentingnya kebersihan di kawasan pariwisata unggulan.
"Memang anggaran untuk pengembangan destinasi di 2014 lebih banyak dari anggaran promosi, yakni anggaran penataan destinasi sebesar Rp18 miliar, dan anggaran promosi hanya sebesar Rp2 miliar saja dari sebelumnya Rp7 miliar lebih," ujar Nasir.
Menurut dia, upaya promosi potensi pariwisata NTB tetap dilakukan meskipun porsinya relatif berkurang dibanding tahun anggaran sebelumnya.
Alasan konkretnya, yakni program Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012 telah sukses melampui target, dengan angka kunjungan mencapai 1.163.142 wisatawan.
Capaian ini didukung oleh promosi yang masif dan terarah oleh pemerintah dan pelaku usaha pariwisata, serta pihak terkait lainnya.
Namun, pada sisi objek wisata, masih perlu dilakukan penataan dan penyediaan sarana dan fasilitas pendukung yang lebih representatif.
Dalam melakukan upaya penataan destinasi, bila hanya mengandalkan pemerintah kabupaten/kota berdasarkan kewenangannya, belum dapat dilaksanakan secara optimal, mengingat kapasitas fiskal pemerintah kabupaten/kota relatif terbatas.
Karena itu, dialokasikan anggaran penataan destinasi pariwisata dalam jumlah yang cukup memadai dari Pemerintah Provinsi NTB, sekaligus mengurangi anggaran promosi.
"Mulai Januari 2014 disusun rencana detail penataan destinasi unggulan, dan paling telat awal Maret sudah bisa realisasi fisik pengembangan destinasi unggulan pariwisata," ujar Nasir.