Selasa 12 Nov 2013 20:01 WIB

Tiga Program Revitalisasi Kota Tua

Suasana halaman Museum Fatahillah, Kawasan Kota Tua, Jakarta
Foto: Republika/Adhi W
Suasana halaman Museum Fatahillah, Kawasan Kota Tua, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sejumlah pengusaha swasta serta budayawan meluncurkan Kelompok Pelestarian Budaya Kota Tua Jakarta atau Jakarta Endowment for Art and Heritage (JEFORAH).

Kelompok tersebut merupakan sebuah konsorsium yang dibentuk untuk mengembangkan Kota Jakarta, terutama dengan melakukan revitalisasi kawasan wisata Kota Tua di Jakarta Barat.

"Kelompok ini dibentuk karena sebagai penduduk Kota Jakarta, kami menyadari bahwa perkembangan kota ini berada di tangan kita dan tidak semata-mata bergantung kepada pemerintah saja," kata Chairman Board of Trustee JEFORAH sekaligus Presiden Direktur PT Jababeka Tbk SD Darmono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (12/11).

Menurut Darmono, program revitalisasi Kota Tua merupakan kolaborasi dan didukung oleh sektor privat, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta."Selain itu, di kemudian hari, kita juga berharap akan terbentuk kelompok-kelompok kerja yang melibatkan para stakeholders dan kelompok masyarakat yang peduli pada Kota Tua Jakarta," ujar Darmono.

Dia menuturkan dalam jangka waktu enam bulan, yaitu tepatnya Maret 2014, kelompok tersebut memasang tiga target jangka pendek. Pertama, melakukan revitalisasi Taman Fatahillah.Kedua, melaksanakan re-adaptive usage terhadap Kantor Pos Fatahillah untuk dijadikan sebagai visitor center dan Jakarta Museum of Contemporary Art.

Ketiga, mengadakan Fiesta Kota Tua di Fatahillah Square berupa pertunjukan seni, festival kuliner dan pesta rakyat."Sebelumnya, kami juga sudah bertemu dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk melakukan koordinasi terkait revitalisasi gedung-gedung milik BUMN yang ada di kawasan Kota Tua," tutur Darmono.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Arie Budhiman yang juga duduk sebagai salah satu Dewan Penasihat mewakili Pemprov DKI mengungkapkan kelompok tersebut dibentuk demi kelangsungan pengembangan Kota Tua.

"Sampai sekarang, Kota Tua masih menjadi idola, baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya. Tentu saja kawasan itu harus dikembangkan. Maka dari itu, dibentuklah kelompok ini, untuk semua masyarakat Jakarta," ungkap Arie.

Melalui kelompok tersebut, lanjut dia, ada semacam pengorganisasian dan mekanisme koordinasi, sehingga pembangunan Kota Tua bisa berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement