Rabu 06 Nov 2013 01:50 WIB

Mengasah Mental Penjelajah

Backpacker (Ilustrasi)
Foto: Backpacker.com
Backpacker (Ilustrasi)

Oleh Desy Susilawati

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk dapat menikmati travel adventure, seseorang harus memiliki mental pen jelajah. Wisata harus di niatkan bukan hanya sekadar jalan-jalan, tapi juga menjelajahi tempat baru.

Tentunya, dibutuhkan keberanian, keinginan, serta kemauan yang kuat untuk bisa ke sana. “Kebanyakan orang hanya ingin saja, tapi tidak ada tindakan,” ujar Fira Abdurachman.

Sebelum memutuskan berangkat ke suatu lokasi, jangan malas riset. Lakukan riset sebanyak mungkin. Cari informasi ter lebih dahulu mengenai tempat yang akan dikunjungi.

Minta rekomendasi tentang seluk-beluk perjalanan dari teman yang per nah ke sana, termasuk mengenai alternatif penerbangan, penginapan, dan transportasi lokal.

“Ini supaya kita tidak terkesan bodoh ketika sampai di lokasi dan untuk menghindari bengkaknya biaya dan risiko kejahatan,” kata penulis buku Wujudkan Mimpimu: Tips dan Cara Memulai Backpacker Keliling Dunia.

Bagi wisatawan pemula, Fira menyarankan untuk mendatangi Malaysia dan Singapura terlebih dahulu. Kedua negara tersebut adalah destinasi yang jamak dijajal untuk orang yang baru mulai travelling.

“Ini tempat bagus untuk belajar karena bahasa, cuaca dan makanannya tidak jauh beda.” Kapan waktu yang cocok untuk berangkat? Sebaiknya, jangan pergi di musim hujan. Tujuannya agar tidak kehujanan saat jalan-jalan. “Kalau ke Eropa, jangan musim dingin,” tutur Fira yang berupaya dua kali melancong setiap tahun.

Lantas, bagaimana dengan pendanaannya? Untuk pelancong yang ingin menjelajahi negara-negara Asia Tenggara, dana yang harus disiapkan tak terlalu banyak. Biaya perjalanan ke sana tak terlalu tinggi.

Fira, contohnya, pernah berwisata backpacker selama 10 hari di salah satu negara ASEAN dengan mengeluarkan tiga juta rupiah. “Untuk itu, menabung Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per bulan juga cukup,” ujar perempuan kelahiran 11 Juli 1977.

Ketika bertekad menjelajahi lokasi yang lebih jauh, Fira menabung lebih serius. Di bulan pertama dan kedua, ia menyisihkan penghasilannya untuk mendapatkan tiket pesawat dan hotel. Di bulan ketiga dan keempat, ia menabung untuk keperluan selama di daerah atau negara yang akan dikunjungi.

Fira merancang sendiri agenda perjalanannya. Ia mengaku lebih puas jalan-jalan sendiri ketimbang mengikuti agenda yang disediakan oleh pemandu wisata.

“Kalau ke negara ASEAN, perjalanan tak terlalu lama, transportasi murah dan mudah, dan kita bisa berkunjung ke banyak tempat dalam satu atau dua pekan.” 

sumber : Harian Republika/Reiny Dwinanda
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement