Ahad 20 Oct 2013 10:49 WIB

Sudut Klasik Teheran

Suasana sekitar Pasar Tajris, salah satu kawasan perbelanjaan di Teheran.
Foto: REPUBLIKA ONLINE
Suasana sekitar Pasar Tajris, salah satu kawasan perbelanjaan di Teheran.

Afifah Ahmad (Traveler)

REPUBLIKA.CO.ID, Sangat menyenangkan melihat-lihat bangunan lama dan keramaian Pasar Teheran. Matahari yang mengerang siang itu, tidak menghalangi keinginan warga Teheran untuk keluar rumah.

Sejak terminal metro pertama Line 2, tua muda, bahkan anak-anak sudah terlihat memadati koridor metro. Line ini memang selalu penuh oleh para penumpang, karena melewati jalur-jalur penting, seperti daerah permukiman, pusat perbelanjaan, termasuk tempat yang akan saya tuju, yaitu kompleks grand bazaar dan Tehran klasik.

Saat tiba di Terminal Panzakhurdad, saya melompat turun dari metro bersama puluhan penumpang lainnya. Sebagian besar langsung menghambur ke lorong-lorong pasar. Ada juga yang memilih duduk-duduk terlebih dulu di deretan bangku yang tersedia di sepanjang trotoar. Saya sendiri lebih tertarik untuk berjalan menyusuri gedung-gedung klasik.

Situs wisata yang paling dekat dengan kompleks grand bazaar adalah Istana Golestan. Lokasinya hanya sekitar lima menit berjalan kaki dari terminal metro. Setelah melewati hiruk pikuk pasar dan suara gemerencing delman yang mem bawa para turis mengitari kompleks, tibalah saya di sebuah kelokan sunyi.

Gerbang masuk istana sendiri tertutup oleh taman kecil yang memanjang dari jalan utama. Berjalan di taman ini rasanya seperti diletakkan di sebuah tempat yang asri. Ternyata memang benar. Begitu memasuki halaman istana, suasana asri segera tersaji.

Kolam air jernih yang memanjang dan pepohonan rindang menghadiahkan kesejukan. Beberapa turis asing segera membidikkan kameranya ke arah gedung utama istana.

Sejarah kompleks istana ini kembali ke masa dinasti Safavi (abad ke 16-18). Sejak tahun 1798, Agha Mohammad Khan, raja dari dinasti Qajar, memindahkan pusat pemerintahannya ke istana Golestan, Teheran.

Pada masa Pahlavi, istana ini hanya digunakan sebagai tempat resepsi kenegaraan, karena mereka membangun istananya di Niavaran. Setelah revolusi, istanaistana ini diabadikan menjadi museum. Kompleks Golestan sendiri sangat luas, terdiri atas delapan ruang istana yang memiliki fungsinya masing-masing seperti ruang utama, ruang penyimpanan hadiah, dan ruang kaca.

Kelebihan arsitektur Istana Golestan terletak pada penyatuan unsur modernisme dan budaya lokal Persia. Pilar-pilar megah dipadu dengan dekorasi pecahan kaca dan mozaik ubin yang kaya warna. Itulah sebabnya, Golestan menjadi incaran para turis asing, apalagi belakangan ini setelah tercatat resmi sebagai situs warisan dunia UNESCO pada Juni 2013.

Harga tiketnya pun menjadi lebih mahal, apalagi untuk turis asing. Tiket masuk kompleks saja seharga 150 ribu riyal Iran, belum lagi tiket untuk setiap ruang istana. Untungnya saya hanya terkena tarif lokal sekitar 20 ribu riyal, itu pun setelah negosiasi dengan penjaga dan menunjukkan bukti kalau saya bermukim di Teheran.

sumber : Harian Republika/Indira Rezkisari
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement