Sabtu 19 Oct 2013 09:02 WIB

Jalan-Jalan ke Surabaya, Jangan Lewatkan Tempat Ini

Rep: Angga Indrawan/ Red: Endah Hapsari
Makam Bung Tomo
Foto: panoramio.com
Makam Bung Tomo

REPUBLIKA.CO.ID, Jika sempat berjalan-jalan ke Kota Surabaya, ini dia sejumlah tempat yang sayang untuk dilewatkan:

 

1. Eks Penjara Kalisosok

Dibangun pada 1 September 1808, konon dengan memakan biaya 8.000 gulden dari Pemerintah Hindia Belanda era Daendels. Lokasinya tak jauh berada di timur Jembatan Merah. Tokoh perjuangan yang pernah menghuni penjara ini, di antaranya, tokoh Muhammadiyah Kiai Haji Mas Mansur, WR Supratman, hingga guru besar pendiri Sarekat Islam, HOS Tjokroaminoto. Saat ini, luas bangunan 3,5 hektare itu tidak terawat karena memang sudah tak jelas fungsinya.

 

2. Gedung Internatio

Lokasinya di Surabaya utara, sebelah barat Jembatan Merah (antara Stasiun Jembatan Merah dan Jembatan Merah Plaza). Aslinya, gedung ini bernama Internationale Crediet-en Handelvereeniging Rotterdam. Gedung menjadi salah satu tempat pengelolaan perdagangan pada masa penjajahan Belanda. Diperkirakan, bangunan ini dibangun pada dekade 1927 dan rampung pada 1931. Penggarapnya adalah arsitek asal Belanda, Ir Frans Johan Louwrens Ghijsels, arsitek juga dikenal sebagai perancang Stasiun Kota Jakarta. Gedung Internatio menjadi saksi bisu pengepungan arek Suroboyo yang berhimpun di Jembatan Merah. Peristiwa penembakan AWS Mallaby juga terjadi persis di depan gedung ini.

 

3. Rumah HOS Tjokroaminoto

Rumah ini kokoh dalam tampilan ngejreng dengan beberapa pilar yang dicat warna hijau terang. Alamatnya berada di Jalan Peneleh VII, Nomor 29-31, Surabaya. Dalam bangunan yang hanya berukuran 9 x 13 m itu, di sanalah sempat tinggal guru besar dan bapak beberapa tokoh bangsa, HOS Tjokroaminoto.

Rumah ini tak hanya menjadi tempat tinggal sang pendiri Sarekat Islam. Di sini juga sempat menjadi kos-kosan para pelajar Hogere Burgerlijks School (HBS). Sejumlah tokoh nasional yang kemudian berseberangan ideologi pernah kos di rumah ini adalah Sukarno, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Semaun, Muso, dan Alimin.

 

4. Balai Pemuda

Terletak di Jalan Gubernur Suryo No 15, Surabaya. Awalnya, bangunan ini milik perkumpulan orang Belanda yang bernama De Simpangsche Societeit. Bangunan ini dahulunya berfungsi sebagai tempat rekreasi orang-orang Belanda untuk pesta ria, dansa, juga aktivitas malam lainnya.

Tercatat, pada peristiwa 10 November 1945, gedung ini dikuasai oleh arek-arek Suroboyo yang tergabung dalam satuan Pemuda Republik Indonesia (PRI). Di sini juga tempat para pemuda Surabaya mengatur strategi perang melawan tentara sekutu.

Saat ini, di beberapa bagian gedung sudah difungsikan sebagai Dewan Kesenian Surabaya oleh pemerintah setempat. Gedung bersejarah yang masih khas berarsitektur Belanda ini juga menjadi satu bangunan yang dibuka untuk umum kalau saja ingin menggelar resepsi pernikahan.

 

5. Tugu Pahlawan dan Museum 10 November

Berlokasi di Jalan Pahlawan, Tugu Pahlawan terletak persis di depan kantor gubernur Jawa Timur. Monumen berbentuk paku terbalik setinggi 43 meter (45 yard) ini dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare. Ini adalah lokasi paling populer bagi para wisatawan sejarah dari berbagai daerah. Sebab, di sinilah semua riwayat dan peninggalan perang pada 10 November dimuseumkan.

Tugu Pahlawan dibangun di atas runtuhan kantor Raad Van Justititie atau Gedung Pengadilan Tinggi pada masa penjajahan Belanda. Tujuan pembangunan monumen ini untuk mengenang sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan dalam momen bersejarah 10 November 1945.

Di Museum 10 November, kita masih dapat melihat beberapa peninggalan milik Bung Tomo dan bendera laskar pejuang ketika pertempuran bersejarah berlangsung. Salah satu peninggalan yang menjadi favorit adalah mobil kuno yang pernah dipakai Bung Tomo (ada foto).

 

6. Makam Bung Tomo

Bung Tomo meninggal dunia di Makkah saat menunaikan ibadah haji pada 7 Oktober 1981. Setahun kemudian, jenazah pahlawan nasional itu dibawa pulang ke Indonesia dan dimakamkan di pemakaman umum Ngagel, Surabaya. Kompleks makam terlihat asri dengan kebersihan yang selalu dijaga. Menurut salah satu pemelihara makam, kompleks makam Bung Tomo akan ramai pada haul dan diperingatinya Hari Pahlawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement