REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Arif Satria (Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB)
Follow : @arif_satria
Kalau Anda di Jepang sedang menuju atau dari bandara, jangan bayangkan Anda akan naik turun kereta bawah tanah (subway) atau bis dengan mengangkat bagasi. Apalagi untuk perjalanan luar negeri, yang umumnya bagasinya besar dan berat.
Jepang memikirkan kebutuhan penumpang. Saat saya dari Jepang akan bepergian ke luar negeri, saya hanya naik sepeda dari apartemen hanya berbekal satu tas ransel berisi laptop menuju halte tram. Sepeda saya parkir di dekat halte. Orang tak percaya bila saat itu saya akan bepergian ke luar negeri. Dari halte saya menuju terminal bis, dan lalu ke bandara. Bila harus connecting flight ke airport di luar kota, tentu bepergian hanya dengan tas ransel akan sangat praktis. Lalu bagaimana dengan bagasi?
Sehari sebelumnya bagasi sudah saya kirim via jasa pengiriman barang. Sebut saja, Yamato atau Kuroneko, perusahaan jasa pengiriman paket terkemuka di Jepang. Saya hanya telpon Yamato, dan membuat janji kapan barang akan diambil di apartemen. Umumnya mereka tepat waktu saat mengambil bagasi. Begitu mereka datang, bagasi akan dicek ukuran dan beratnya, serta dicatat pula jadwal penerbangan dan maskapainya. Saat itu pula pembayaran dilakukan.
Nah, begitu sampai bandara, bagasi sudah ada di dekat tempat check in. Tinggal kita ambil bagasi dan langsung check in. Praktis sekali.
Bagaimana saat kita kembali ke Jepang ? Begitu mendarat, bagasi bisa langsung dibawa di tempat pengiriman barang yang memang tersedia di bandara dan satu lantai dengan tempat baggage collection. Saat itu kita hanya memberikan alamat dan jam berapa bagasi tersebut bisa diterima di rumah. Ini penting, karena barang akan dikirim sesuai dengan jam ketika kita ada di rumah atau apartemen.
Bayangkan kalau layanan ini ada di setiap bandara di Indonesia, khususnya bandara Soekarno Hatta. Tentu nyaman sekali, bukan? Semoga.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
