Sabtu 29 Jun 2013 07:58 WIB

Mendaki Gunung Saat Datang Bulan, Masalahkah?

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Pendaki gunung (ilustrasi)
Foto: Republika
Pendaki gunung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jangan mendaki gunung saat haid. “Sering mendengar itu, tapi saya tidak percaya,” kata Yunita Fristiyanwati. Namun, mitos itu beredar sejak lama sehingga dipercayai begitu saja. Dokter yang gemar mendaki gunung ini mengaku tak punya masalah di alam bebas, dalam keadaan haid sekalipun. 

Sementara itu, Diah Bisono, pendaki lainnya, tak menampik, fenomena kaum hawa ini memang cukup menghambatnya saat di lapangan. Terutama ketika harus mengganti pembalut pada saat kegiatan berlangsung. “Wa laupun sekarang ini sudah ada yang lebih praktis dan tidak terlalu merepotkan lagi,” ujar pe rempuan yang aktif menyosialisasikan penyakit lupus ke bebe rapa tempat itu. 

Kendati demikian, kendala tersebut tidak sampai menyurutkan niat ibu tiga anak ini untuk terus bergiat. Gunung-gunung di Jawa, Sumatra, NTB, dan Papua sudah dijelajahinya. Kecintaan ter hadap alam juga yang men dorong Diah melakukan pendakian di Nepal, Selandia Baru, Ekuador, hingga Tanzania. Ke depan, targetnya tidak sekadar mendaki gunung. “Tapi, juga berjelajah ke sungai-sungai, pantai, laut, hutan, dan sebagainya,” katanya. 

Yunita yang telah menjelajahi hampir seluruh gunung di Pulau Jawa itu berpendapat, kunci pentingnya adalah mengetahui jadwal menstruasi. Bila berkegiatan dalam keadaan haid, tentu saja saat menggantinya harus mencari tempat yang tersembunyi. 

Para perempuan petualang di alam bebas sependapat dengan Yunita, tidak mengubur pembalut wanita yang kotor. Mereka biasa melipat, membungkusnya rapi, dan membawanya kembali ke bawah. Bila orang-orang bilang pamali, Yunita memilih alasan keamanan. “Takut ada bahayanya, itu kan darah ya,” katanya. 

Untuk itu, masalah kewanitaan ini memang harus sudah di persiapkan sendiri sejak awal. Seperti menyiapkan pembalut, vitamin tambahan dan obat-obatan pribadi. Juga, menurut Stephani Amalia, jangan lupa memberi tahu rekan tim yang lain jika se dang haid. “Dengan begitu, me reka bisa memahami kondisi kita,” imbuhnya. 

Maklumlah, ketika haid atau menjelang datang bulan (premenstruation syndrome/PMS), misalnya, tubuh wanita mengalami masa yang sangat berbeda. Perempuan cenderung menjadi lebih sensitif pada waktu-waktu tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement