Sabtu 29 Jun 2013 08:59 WIB

Melongok Kehororan 'Gerbong Maut'

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Endah Hapsari
Gerbong maut
Foto: Republika/Rakhmawaty
Gerbong maut

REPUBLIKA.CO.ID, Bila Anda ke Museum Brawijaya, Malang, tengoklah satu tempat ini. Museum yang dibangun dari rancangan Kapten Ir Soemadi ini tidak melulu tentang peralatan perang dan benda pendukung yang dijadikan pejuang dalam menghadapi sekutu. Jangan abaikan sebuah gerbong yang diletakkan di halaman bagian dalam museum. Itulah “gerbong maut”.

Dinamakan gerbong maut karena satu dari tiga rangkaian gerbong ini dulu digunakan militer Belanda untuk mengangkut 100 orang pejuang Indonesia. Mereka dipindahkan dari Bondowoso ke rumah tahanan Bubutan di Surabaya pada 23 November 1947.  Julukan gerbong yang berbau horor itu berkaitan dengan kisah kelam yang menyertai gerbong ini.

Waktu itu, Belanda ingin menjaga agar tahanan tidak kabur selama perjalanan yang menempuh jarak 220 km itu, pintu gerbong pun ditutup. Akibat berdesak-desakan dan sirkulasi udara yang minim, sedikitnya 46 orang meninggal, 11 sakit payah, dan 31 sakit. Hanya 12 orang yang sehat ketika sampai di ibu kota Jawa Timur itu.  “Penyebab puluhan orang meninggal karena di perjalanan pintu gerbong ditutup dan dikunci,”  jelas penjaga museum. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement