Ahad 23 Jun 2013 21:23 WIB

Garuda First Class

Garuda First Class
Foto: Garuda
Garuda First Class

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Arif Satria (Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB )

Follow : @arif_satria

Tiba-tiba pada saat boarding di Narita tiket saya tidak terbaca oleh mesin. Petugas Garuda membisikkan kalau saya dipilih untuk menikmati fasilitas ujicoba first class. Selama ini Garuda dengan Airbus 300-200 biasanya berisi kelas bisnis dan ekonomi saja. Saya masih belum paham mengapa tempat duduk saya dipindah. Setelah saya diantar ke kursi, pramugari menjelaskan kalau tidak semua penumpang bisa menikmati fasilitas ini. Ini adalah ujicoba mengingat bulan Juli ini akan segera datang pesawat Boeing 777 yang di dalamnya ada first class. Padahal maskapai lain sudah menggunakan A-380. Bahkan Malaysia Airline pun sudah punya A-380 super jumbo. Kita memang jauh ketinggalan, tapi usaha ini patut diapresiasi.

Pramugari pilihan dilatih untuk melayani 6 penumpang yang seolah-olah first class. Sembari menikmati alunan the Sound of Indonesia nya Addie MS, pramugari sejenak jongkok untuk memberikan alas kaki dan menyerahkan sandal untuk dipakai. Sepatu segera diambil dan disimpan oleh pramugari. Tas kecil berisi perlengkapan pribadi (body lotion, pasta gigi, parfum, sisir rambut) disediakan dan semuanya dalam merk Aigner. Tentu lebih mewah dari yang saya dapatkan saat menumpang Air France A-380 untuk kelas yang sama. Aneka minuman ditawarkan. Menu makan siang pun mulai dijelaskan. Tersedia makanan Indonesia dan Jepang.

Ada sup buntut, udang acar kuning, sate ayam, sate sapi, sate ikan, serta daging kambing dengan nasi dibungkus daun model tumpengan. Serasa di restoran karena chef yang membuat menu tersebut juga ada di pesawat. Istilahnya chef on-board. Saat pesawat sudah stabil, satu persatu makanan dihidangkan. Setelah makan chef tersebut menghampiri penumpang dan menanyakan bagaimana kualitas menu makanan untuk first class tersebut. Saya memberikan catatan tentang sop buntut yang disajikan kurang panas sehingga kurang nikmat. Catatan ini pun diterima dengan baik.

Pada saat hendak tidur siang dan kursi dalam posisi lurus horisontal seperti  tempat tidur, pramugari memberikan matras tambahan agar lebih nyaman. Dan, selimut tebal pun dipasang. Seperti janji Garuda, bahwa pelayanan first class sekelas hotel bintang 5.

Sepuluh hari kemudian, saya berkesempatan ke Jepang lagi dengan pesawat Garuda. Saat kembali ke tanah air saya meminta kursi uji coba first class kepada petugas check. Ternyata dikabulkan. Saya pun menikmati kembali fasilitas ujicobafirst class. Menu makanan yang disajikan sama, tapi sup buntut dihidangkan dengan sangat panas. Rupanya kritik saya saat penerbangan sebelumnya diperhatikan dan ada langkah perbaikan.

Garuda first class dengan menu makanan dan alunan orkestrasi lagu tradisional ala Addie MS membuat serasa kita di tanah air. Namun rupanya uji coba segera berakhir saat pesawat Boeing 777 datang Juli ini. Dan jalur untuk first class hanya dibuka untuk London dan Jeddah.

Konon, first class akan melayani sejak penumpang keluar rumah yang akan dijemput dengan limousine ekslusif dan dianar sampai lounge bandara. Tapi, harga tiket first class bisa 10 kali lipat kelas ekonomi. Tentu tak sanggup lagi kalau saya harus membayar harga tiket semahal itu. Alhamdulillah, minimal pernah merasakan, meski judulnya Garuda first classexperience, alias edisi uji coba.

21 Juni 2013

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement