REPUBLIKA.CO.ID, Siapa yang tidak kenal dengan rengginang? Camilan renyah dan gurih asli Pulau Jawa terbuat dari beras ketan itu sangat akrab dengan lidah Kita.
Makanan ringan tradisional ini ternyata juga lama menjadi oleh-oleh khas di Borobudur. Salah satu label produk yang mendapat nama tenar di daerah ini adalah “Rengginang Pak Sis”, yang pabriknya terletak di Dusun Tingal Wetan RT 06 RW 02 Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang.
San pemilik usaha ini, Sisriyanto (55 tahun), mulai menekuni bisnis rengginang pada pertengahan 1992. “Awalnya, saya hanya mencoba-coba, dan baru menemukan rasa yang pas enam tahun setelahnya,"tuturnya.
Kini, rengginang buatannya menjadi salah satu buruan para wisatawan yang berkunjung ke Borobudur. Meski khas Borobur, regginang Pak Sis begitu terkenal sehingga daerah pemasaran produknya bahkan merambah sampai ke Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Demak, dan beberapa daerah di Jawa Timur.
Apa istimewanya rengginang Ini? Rupanya untuk menghasilkan rengginang renyah, enak dan gurih, ada beberapa proses yang harus dilakukan.
Pertama, beras ketan mesti direndam di dalam air selama enam jam. Selanjutnya ketan dikukus lalu diberi bumbu dan rasa saat masih setengah matang. Beberapa bahan bumbu yang ia gunakan antara lain berupa garam, gula, dan terasi atau ebi.
Setelah matang, ketan hasil rebusan tadi lalu dicetak, kemudian dijemur selama tiga hari (dalam kondisi cuaca normal). Rengginang yang sudah kering akhirnya digoreng di dalam minyak panas.
Dengan tenaga kerja yang hanya berjumlah 17 orang karyawan, Sis mampu mengolah 132 kg beras ketan setiap harinya. Kapasitas produksi rata-rata yang dihasilkan sebanyak 800 bungkus yang masing-masingnya berisi 20 keping rengginang.
“Satu bungkusnya saya jual seharga Rp 4.250 untuk distributor, dan Rp 7.500 buat wisatawan yang langsung datang ke sini,” ungkap Sis.
Keistimewaan lain, Pria yang hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP itu, merancang sendiri peralatan industri di pabrik sederhananya, yang terletak bersebelahan dengan rumahnya.
Peralatannya beragam, mulai dari alat pengukus berukuran besar, sampai ruang oven yang digunakan untuk mengeringkan rengginang di kala cuaca mendung.
“Saya sempat memikirkan bagaimana mengirit biaya produksi, sampai akhirnya tercetus ide untuk membuat sendiri alat-alat tersebut,” kata bapak dua anak itu.
Ngomong-ngomong soal rasa, cukup mantap bahkan harganya sepertinya terlalu bersahaja untuk camilan satu ini