REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berbeda dalam gelaran Java Jazz Festival 2013. Festival musik bertaraf internasional yang telah memasuki tahun kesembilannya ini mengajak untuk peduli dan mencintai kelestarian alam, khususnya kebersihan laut demi menjaga kelangsungan makhluk hidup di dalamnya, salah satunya paus.
Ecoparty bekerjasama dengan Java Jazz mengajak masyarakat bergabung dalam kampanye pelestarian Paus. Hewan mamalia itu dijadikan sebagai simbol makhluk laut yang saat ini sudah tercemar akibat ulah manusia.
"Khususnya adalah sampah plastik. Karena plastik dimakan ikan kecil, lalu ikan yang lebih besar dan akhirnya dimakan manusia sehingga membahayakan metabolisme tubuh," sebut Director Ecoparty, Uwai Masanori dalam jumpa pers di media center Java Jazz Festival 2013, Ruang Kerinci, Gedung Niaga Lt.6, JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/3) malam.
Dalam kampanyenya ini, Ecoparty mengajak siapapun, baik kalangan profesional ataupun warga biasa untuk menciptakan lagu yang nantinya akan diperdengarkan di tempat paus berada. Pihak Ecoparty akan berlayar ke lokasi dimana paus setiap tahunnya datang pada musim dingin untuk melakukan reproduksi dan mengasuh anaknya.
Di sana Ecoparty akan melakukan uji coba siaran dengan menempatkan speaker didalam laut dan menyiarkan lagu-lagu yang telah terkumpul tersebut.
"Nantinya siaran percobaan stasiun siar ikan ini akan disiarkan secara langsung di Java Jazz tahun depan, jadi masyarakat disini bisa melihat paus-paus menari saat mendengar lagu-lagu itu," kata Masanori lagi.
Ecoparty, lanjut Masanori, didirikan pertama kali pada tahun 2003 di Taman Kanak-kanak Shin-Matsudo, di Chiba Prefecture, Jepang.
Ecoparty adalah suatu acara yang diadakan dengan tujuan interaksi antarmasyarakat dan pendidikan mengenai lingkungan.
Salah satu yang tengah digalakkan Ecoparty adalah mengumpulkan sampah plastik dari rumah-rumah untuk digunakan sebagai bahan bakar kapal.
"Untuk yang ingin ikut sayembara bisa langsung lihat keterangan di situs kami," demikian Masanori.