REPUBLIKA.CO.ID, Sebelumnya telah diulas lima tip pertama bepergian aman di luar negeri. Kini lima lagi tip dari Lonely Planet dan tak kalah penting terutama bagi mereka yang gemar bahkan rutin keliling dunia.
Jika perlu, miliki asuransi perjalanan.
Foto: Patrick Denker
Terutama untuk biaya kesehatan bila anda sewaktu-waktu apes, terluka atau sakit saat anda di luar negeri. Di negeri orang, biaya rumah sakit bisa dengan cepat melonjak menjadi puluhan juta bila ditukar dengan kurs rupiah, meski cuma menangani cedera kecil. Banyak pelancong 'garis keras' merekomendasikan ini
7. Suntik vaksin
Foto:I woz ere
Kunjungi dokter anda sebelum pergi untuk mendapatkan vaksinasi sesuai negara yang hendak anda kunjungi. Karena itu banyak-banyak pula membaca agar anda melek dengan situasi terkini di luar, sekaligus pelajari tindakan berjaga-jaga yang harus anda ikuti.
8. Hindari terlalu mencolok
Foto: Clive Power
Bila anda melancong ke luar negeri anda pasti cenderung lebih kaya ketimbang orang-orang lokal. Memang sih bergantung negara mana. Namun mengiklankan diri lewat perhiasan emas atau menenteng kamera seharga 20 jutaan lebih di leher anda, sangat tidak disarankan. Semua itu hanya menjadikan anda sasaran empuk para pencuri. Tinggalkan perhiasan kinclong itu di rumah dan simpan kamera dalam tas ketika anda tak memakainya.
9. Beberapa hal cocok dilakukan di kampung halaman, tidak di luar.
Foto: René Ehrhardt
Mungkin terdengar agak ganjil, tapi menurut saran, memilih melatih diri anda agar bisa mengendarai sepeda motor atau jet ski di negara asing bisa jadi tidak bijak. Contoh di Thailand, 38 orang meninggal tiap hari karena kecelakaan sepeda motor. Anda perlu ingat pula tak semua tipe kecelakaan dicakup oleh layanan asuransi.
10. Periksa seksama sertifikat dan keasilan dokumen instruktur.
Foto: e_t
Bila anda hendak mengambil kursus spesialis seperti scuba diving atau sesuatu yang berisiko, bungee jumping misal, cek betul para operator apakah mereka memiliki kualifikasi dan jejak rekam keamanan dan kesalamatan yang baik. Ada alasan pelatihan lebih murah ketimbang yang lain karena mereka tak memiliki sertifikat mumpuni.
(bersambung)