Ahad 20 Jan 2013 14:35 WIB

Sindrom Aneh, Seorang Gadis Terlelap Berpekan-pekan

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Shannon Magee
Foto: MIRROR.CO.UK
Shannon Magee

REPUBLIKA.CO.ID, Shannon Magee (17 tahun) mengaku sangat  menderita karena mengidap sindrom gangguan tidur atau Kleine-Levin Syndrome (KLS). Akibat sindrom ini, dia dapat tidur hingga berpekan-pekan.

Keanehan lain, Shannon menyanyi sebelum dia tertidur. ’’Saya bernyanyi sangat keras di depan umum. Hal ini memalukan,’’ ujar Shannon seperti dilansir dari mirror.co.uk, Ahad (20/1).

Shannon mengaku, dirinya dapat tertidur dimana saja. Bahkan dia pernah berbaring di meja sebuah bar dan kemudian tertidur.

Ibu Shannon, Julie (51 tahun) mengatakan, saat gengguan tersebut terjadi pertama kali, dirinya tidak mengetahui apa yang terjadi pada anaknya. Gangguan tersebut bermula saat Shannon yang masih berusia 11 tahun saat itu berlibur dengan keluarganya di Spanyol.

’’Aku punya perasaan aneh di dadaku, dan mengalami sakit kepala,’’ ujar Shannon. Akhirnya remaja asal asal Bolton, Inggris ini tidur saat waktu makan.

Orang tua Shannon berpikir dirinya sudah digigit oleh serangga dan membawa Shannon ke dokter. Namun petugas medis bingung dan tidak menemukan gigitan apapun.

’’Aku tidur selama berhari-hari sampai liburan berakhir, ’’ kata Shannon. Kejadian tersebut kemudian terulang pada September 2007.

Ketika Shannon masih di sekolah, dirinya tertidur di mejanya. Orang tua Shannon kali ini cemas dan bergegas membawanya ke dokter untuk diperiksa dan dirawat.

Sahnnon kemudian dirawat selama dua pekan di rumah sakit, dan meminum obat-obatan. Tak hanya itu, ia pun dirawat di unit kesehatan mental anak-anak, namun tidak berlangsung lama lantaran dokter menyadari dia tidak punya masalah psikologis.

Dokter merasa bingung dengan penyakit gadis yang dapat tidur selama 12 hari dalam satu waktu dalam satu bulan. ’’Aku tidur selama 22 jam sehari dan bahkan ketika aku terjaga, itu seperti dalam mimpi, ‘’ ujar Shannon.

Akibat gangguan tidur yang langka ini, menjadi masalah utama bagi Shannon. Dirinya mulai mengalami kehilangan memori akibat tertidur. ’’Aku tidak bisa masuk karena saya terus tertidur dan mendapatkan masalah,’’ ucap Shannon.

Shannon merasa terkantuk-kantuk di sekolah yang membuat dia tidur selama berpekan-pekan pada suatu waktu. Shannon juga menolak bangun dari tempat tidur di pagi hari.

Julie kemudian kembali membawa Shannon ke dokter di rumah sakit.

Dokter kemudian melakukan berbagai pemeriksaan, termasuk scan otak, tes darah, sampai tes epilepsi untuk mengetahui apa yang salah dengan Shannon.

Petugas medis kemudian menemukan obat epilepsi untuk mengatasi penyakit Shannon karena tak obat dikenal untuk KLS.

Penyebab gangguan Shannon masih misteri. Julie menambahkan butuh waktu begitu lama untuk mengetahui penyakit Shannon.

'’Saya sangat bangga dengan putri saya, dia telah mengatasinya dengan sangat baik. Tetapi aku khawatir masa depannnya,’’ ujar Julie. Akibat gangguan ini, Shannon melewatkan hari ulang tahunnya, dan gagal dalam menempuh ujian.

Shannon, gagal menjadi perawat lantaran nilai matematika yang kurang.  "Aku rindu banyak sekolah jadi saya pikir KLS memiliki banyak hubungannya dengan nilai saya yang rendah. Ini membuat frustrasi, "kata Shannon.

Kini Shannon berada di perguruan tinggi, dan bekerja keras untuk kembali mendapatkan nilai yang tinggi.

Sindrom itu memang menggangy karena membuat Shannon tak yakin bisa mengemudi, situasi yang membuatnya marah. Namun gadis itu tetap menantang dan berkeras.

‘’Saya tidak akan membiarkan kondisi ini memukul saya,’’ ucap Shannon

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement