Kamis 10 Jan 2013 19:45 WIB

Lusinan Paus Pembunuh Terjebak di Es

Paus pembunuh, Orca, terjebak di bawah es di kawasan lepas pantai timur Hudson Bay. Mereka terlihat putus asa menyembul dari lubang kecil terbatas untuk mendapatkan oksigen.
Foto: AP
Paus pembunuh, Orca, terjebak di bawah es di kawasan lepas pantai timur Hudson Bay. Mereka terlihat putus asa menyembul dari lubang kecil terbatas untuk mendapatkan oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Penduduk Inukjuak di Utara Jauh Quebec, terpaksa meminta pertolongan pihak luar saat melihat sekitar satu lusin paus pembunuh, terperangkap di bawah lautan yang membeku.

Warga setempat mengatakan, mamalia tersebut berkumpul di bawah satu lubang es sebesar truk untuk mendapatkan asupan oksigen.

Walikota Peter Inukpuk meminta Pemerintah Kanada mengirimkan pemecah es sesegera mungkin. Mesin pemecah es diharapkan dapat memecahkan es dan membantu paus-paus itu mendapatkan oksigen.

Kementerian Perikanan dan Kelautan telah mengirimkan petugas untuk menangani situasi tersebut. "Kementerian Perikanan dan Kelautan Kanada tengah menangani situasi ini dan mencari jalan keluar yang terbaik. Namun, kami baru bisa mengambil langkah setelah petugas kami tiba di lokasi kejadian," kata Juru Bicara Frank Stanek, Kamis (10/1).

Aljazeera melaporkan, seorang pemburu awalnya menemukan lusinan paus pembunuh terperangkap di lepas pantai timur di Hudson Bay, Selasa (8/1) kemarin.

Inukjuak terletak sekitar 1.500 kilometer di utara Montreal. Warga desa berbondong-bondong menuju lokasi guna melihat langsung kejadian langka tersebut.

Mereka mengambil gambar, berfoto dan merekam kejadian itu. Di saat yang sama tampak paus-paus pembunuh itu mulai kehabisan oksigen.

Seorang pemburu menembak seekor beruang kutub untuk dijadikan makanan bagi kawanan paus. Hewan pembunuh itu kelihatan mulai stres, tapi warga tidak berdaya menolong karena tidak ada alat yang bisa membantu. 

Salah satu warga Siasie Kasudluak mengatakan satu-satunya lubang terbuka di laut itu mulai berkurang ukurannya karena temperatur udara yang beku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement