REPUBLIKA.CO.ID, Menu menggoda selera telah terhidang. Penyajiannya pun menarik di mata. Melihat makanan untuknya, si kecil masih saja melancarkan gerakan tutup mulut. Apa sebetulnya yang membuat si kecil berlaku menguji kesabaran bunda?
Dr Widodo Judarwanto SpA mengimbau agar orang tua peka terhadap gelagat yang ditunjukkan anandanya. Polah mengunci mulut seperti itu bukanlah sesuatu yang lumrah. “Ini merupakan bentuk kelainan yang memerlukan penanganan khusus,” jelasnya.
Kasus tersebut umumnya terjadi pada anak-anak dengan usia di bawah lima tahun. Kejadiannya tak memandang kelas masyarakat. Anak dari seluruh lapisan sosial bisa mengalaminya. “Orang tua tak boleh membiarkan polah itu berlanjut karena ananda harus mendapatkan asupan makanan yang cukup untuk menunjang tumbuh kembangnya,” kata Widodo mengingatkan.
Di usia balita, anak menjalani proses pe ngenalan dan adaptasi terhadap aneka jenis makanan. Ia bisa saja menolak sejumlah makanan. Entah karena seratnya ataupun warnanya. “Anak yang pemilih dikenal dengan sebutan picky eater,” ungkap dokter spesialis anak ini.
Sering kali orang tua beranggapan, buah hatinya menolak makan karena faktor psikologis. Padahal, itu bukan penyebab utamanya. “Picky eater perilakunya akan berbeda dengan anak yang hanya malas makan,” ucap Widodo.
Anak yang tidak nafsu makan biasanya berperilaku rewel. Mereka melakukannya dengan tujuan tertentu, misalnya untuk mendapat perhatian dari orang tua atau sedang menginginkan mainan. “Sedangkan, picky eater polahnya menetap,” papar Widodo.
Anak usia balita yang cenderung mengalami kelainan makan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu penyebab utamanya, yakni gangguan saluran cerna. Riset yang dilakukan di Jakarta oleh Picky Eater Clinic milik Widodo memperlihatkan kecenderungan tersebut. “Gangguan saluran cerna menjadi faktor utama penyebab anak susah makan,” kata dokter yang praktik di RSIA Bunda Jakarta ini.