Senin 10 Dec 2012 09:08 WIB

Ingin Anak Anda Lebih Jujur? Ini Dia Tipsnya

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Endah Hapsari
Bohong/ilustrasi
Foto: kiwicommons.com
Bohong/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Berbohong merupakan kemampuan yang didapat anak dari lingkungan terdekatnya. Dia mulai mempelajarinya sekitar usia tiga tahun. Di saat itu, anak mulai menyadari orang tua belum tentu mengetahui semua kejadian dan ada peluang untuk memanipulasi fakta.

Awalnya, anak mungkin hanya mengaburkan situasi. Ia berpura-pura demi mendapatkan sesuatu. Akting termasuk metode berbohong yang paling sering dilakukan oleh anak usia empat tahun ke bawah. Di usia tersebut, ia mudah terbawa imajinasi. Dengan mudah orang tua dapat menerka anak sedang menciptakan kebenaran versi khayalannya. “Contohnya, menangis untuk mencari perhatian,” kata psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi MPsi.

Untuk bisa berbohong, anak melewati proses berpikir. Dia menyimulasikan adegan demi adegan di benaknya. Se telah menimbang-nimbang, ia memutuskan untuk menyampaikan hasil imajinasinya ketimbang kondisi aslinya.

Berimajinasi merupakan proses berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Hanya anak yang intelejensinya ting gi yang bisa menciptakan rekaan. “Kendati demikian, suatu kebohongan tetap tidak dapat dibenarkan,” komentar psikolog yang berpraktik di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Berikut adalah kiat agar anak kita bisa lebih jujur:

* Bantu anak menghindari situasi yang membuatnya merasa perlu berbohong. Contohnya, ketika anak menumpahkan susu dan itu menjadikannya takut dihukum, hindari membentaknya. Sebagai gantinya, tanyakan, “Oh, susunya tumpah ya, bersihkan sama-sama yuk!” 

* Laman raisingchildren.net.aumenyarankan orang tua untuk menetapkan aturan yang jelas di rumah. Anak akan lebih santun ketika ada peraturan yang ditegakkan dengan konsisten. 

* Ketika anak berbuat kesalahan, pujilah ia karena tak menutup-nutupinya. Ungkapkan, “Bunda lega kamu berkata sejujurnya. Bunda bangga kamu jujur.” 

* Anak perlu tahu orang tuanya tak akan meledak karena kesalahan yang diperbuatnya. Hindari menyebut anak ‘pembohong’. Label ini akan mencederai kepercayaan dirinya atau bahkan menjadikannya yakin itulah jati dirinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement