Senin 15 Oct 2012 15:12 WIB

Candi Borobudur Kantongi Sertifikat Guinness

Borobudur Temple is one of the most visited tourist destination in Yogyakarta (illustration).
Foto: jweast.hubpages.com
Borobudur Temple is one of the most visited tourist destination in Yogyakarta (illustration).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Candi Borobudur mendapat sertifikat dari Guinness World Records sebagai situs arkeologis Candi Buddha terbesar di dunia.

Sertifikat diserahkan perwakilan Guinness World Records Ltd, Ms Lusia Sinigagliesi kepada Direktur PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero), Purnomo Siswoprasetjo di Kmpleks Candi Borobudur, Magelang, Senin (15/10).

Lusia mengatakan, Borobudur yang dibangun antara 750-842 M dengan volume 60 ribu meter kubik merupakan candi megah yang ukurannya tidak ada bandingannya. "Borobudur candi terbesar di dunia tidak hanya diakui Guinness World Records, banyak buku yang menyebutkan hal tersebut," katanya.

Menyinggung masuknya Borobudur dalam Guinness World Records apakah akan berdampak bagi Candi Borobudur, dia mengatakan Guinness World Records mempunyai kekuatan dunia sehingga akan banyak tamu yang datang ke candi ini.

Purnomo mengatakan, selain Candi Borobudur, Sendratari Ramayana Prambanan juga mendapatkan piagam Guinness World Records sendratari kolosal yang telah berlangsung sejak 1961 hingga sekarang.

Ia menuturkan, dari persepektif industri pariwisata, piagam Guinness World Records kepada Borobudur dan Sendratari Ramayana Prambanan tersebut dapat dipakai terus menerus dalam upaya kegiatan promosi dan pemasaran domestik maupun internasional secara sistematik melalui berbagai jaringan pariwisata baik di dalam maupun luar negeri.

Ia mengatakan, dengan mendapat penghargaan dunia ini harus dibarengi peningkatan kualitas pelayanan terhadap para tamu. "Apa yang sudah dicatat dunia itu jangan sampai mengecewakan orang yang datang ke sini," katanya.

Candi Borobudur masuk ke Guinness World Records, setelah PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero) mengajukan proposal. Pada proposal pertama 2011 ditolak karena kurang lengkap datanya dan tahun ini bisa mendapatkan setelah disurvei.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement