REPUBLIKA.CO.ID, SULAWESI BARAT -- Ada hal yang tak bisa terpisahkan antara Imam Lapeo dan Masjid Nuruttaubah Lapeo. Ya, masjid tertua di tanah Mandar ini merupakan buah peninggalan dari perjuangan Imam Lapeo dalam menegakkan Islam di Sulawesi Barat.
Masjid ini menjadi bukti sejarah otentik bagaimana Imam Lapeo mengajarkan Islam di tanah kelahirannya. Di masjid ini juga terdapat makam dari ulama yang pernah hidup di abad ke-19 itu. Hingga kini, masjid inilah yang paling rutin dikunjungi para peziarah di Sulawesi Barat.
Upaya untuk membangun masjid ini bukanlah hal yang mudah. Banyak lika-liku cerita yang melingkupinya. Dalam sejumlah catatan bahkan disebutkan begitu banyak pula 'keajaiban-keajaiban' sebagai bentuk karamah dari Imam Lapeo.
Konon, untuk membangun masjid ini Imam Lapeo harus berutang ke banyak tempat untuk membiayai pembangunan. Masjid ini ternyata juga mendapatkan sokongan dari para pedagang Cina. Lalu untuk menguatkan struktur menara digunakan sisa-sisa besi dari pembangunan jembatan Mapilli.
Masjid ini setidaknya menjadi salah satu dari 17 masjid yang tersebar di pesisir Sulawesi Barat yang pembangunannya diprakarsai oleh KH Muhammad Thahir atau yang dikenal sebagai Imam Lapeo.