Ahad 07 Oct 2012 08:00 WIB

Seri Menaklukkan Bromo: Terjebak Jalan Berpasir

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Hafidz Muftisany
Persewaan Kuda di jalan berpasir Gunung Bromo
Foto: Antara
Persewaan Kuda di jalan berpasir Gunung Bromo

REPUBLIKA.CO.ID,Setelah sampai padang pasir, kami disuguhi pemandangan indah Gunung Batok yang berada di depan mata. Namun kami harus terus melanjutkan perjalanan yang sudah dekat.

Sayangnya, hambatan muncul lagi. Pada akhir Agustus lalu, cuaca benar-benar menyengat dan kata warga Suku Tengger, sudah beberapa bulan hujan tidak turun.

Akibatnya adalah jalur yang biasa dilalui roda dua menjadi tidak padat. Ketika saya mencoba memaksakan melaluinya, pasir dengan seketika terbelah. Ban motor tidak bisa bergerak, meski gas sudah diputar maksimal. Alhasil beberapa kali saya harus menuntun motor ketika terjebak di medan lautan pasir yang tidak rata.

Enaknya, saya tidak sendiri mengalaminya. Dua rekan saya dan beberapa pengendara lain juga mengalami hal sama. Cuma pengendara motor trail saja yang bisa melibas jalur itu dengan santai tanpa perlu bersusah payah turun dari tungganggannya. Karena jalur yang cukup sulit itu, jarak dua kilometer ditempuh hampir 20 menit.

“Tapi ada enaknya, badan menjadi hangat karena berkeringat dan sekaligus juga membesarkan otot tangan,” seloroh rekan saya, Nanang, yang juga pemilik Uklam-Uklam Tour and Travel ini. Saat itu, diperkirakan udara berada di kisaran 15 derajat celcius.

Karena masih dalam suasana liburan Lebaran saat sampai di sekitar Bromo, pengunjung cukup berjubel. Belasan mobil jeep terjejer rapi di samping pura yang berada di bawah kawasan Bromo menunggu penyewanya yang sepertinya tengah mendaki pucak.

Sebelum memarkir motor, saya disuguhi fenomena alam terjadinya topan dengan diameter sekitar lima meter di sisi kanan pura. Cukup mengagumkan juga pemandangan itu sampai saya berdiam sejenak menikmatinya, sebelum akhirnya menuju puncak Bromo.

Jika ingin melihat kawah di dalam perut Bromo, ada alternatif penyewaan kuda dengan tarif Rp 30 ribu yang ditawarkan penduduk setempat. Harga itu sudah terbilang murah, sebab sebelum ditawar mereka memasang tarif Rp 50 ribu. Kalau memang berniat menguji fisik, tidak ada salahnya berjalan kaki, meski risikonya nafas tersenggal-senggal ketika sampai di puncak.

Karena tangga terbilang sempit dan banyak pula wisatawan yang turun, butuh waktu 10 menit untuk bisa sampai di atas. Sebelumnya, perlu dipersiapkan kacamata maupun masker untuk terhindar dari debu yang beterbangan maupun sinar matahari yang menyilaukan mata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement