REPUBLIKA.CO.ID, PADANG---Kegiatan wisata surfing atau selancar di perairan pantai Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), telah kembali pulih bahkan menunjukan tren peningkatan pascatsunami yang melanda daerah itu 25 Oktober 2010.
Kegiatan berselancar di lokasi-lokasi andalan Mentawai telah kembali pulih dan justru terus meningkat pascatsunami, kata Kepala Dinas Pariwisata Mentawai Desti Seminora.
Sebelumnya, menurut dia, memang banyak pihak yang mengkhawatirkan pascatsunami dan gempa yang melanda Mentawai akan berdampak buruk terhadap kunjungan wisatawan khususnya para peselancar dunia ke daerah ini.
Mentawai daerah kepulauan berjarak sekitar 100 mil laut arah Barat Pantai Barat Pulau Sumatera yang pada 25 Oktober 2010 diguncang gempa 5,2 SR diikuti tsunami menyebabkan 447 korban tewas dan merusak banyak infrastruktur dan perumahan masyarakat setempat.
Musibah tersebut juga menyebabkan rusaknya sarana prasarana di bidang pariwisata khususnya surfing, termasuk salah satu spot (lokasi) berselancar kelas dunia di pantai dan Resort Macaroni di Pantai Sikabu, Mentawai.
Desti menjelaskan, kekhawatiran dampak bencana tersebut terhadap dunia wisata khususnya selancar di Mentawai, cepat teratasi bahkan dalam hitungan bulan lokasi-lokasi surfing kelas dunia di daerah pantai telah kembali didatangi peselancar dunia.
Bahkan pascatsunami, hingga saat berdasarkan perkiraan data sementara jumlah peselancar dunia ke Mentawai telah mencapai 4.000 orang per tahun, atau hampir sama dengan sebelum terjadi bencana, katanya.
Ia menambahkan, para investor asing yang menanamkan modalnya di usaha resort surfing Mentawai yang sebelumnya dikhawatirkan akan meninggalkan daerah ini, ternyata tetap bertahan dan kembali memulai usahanya.
Sebelum bencana tersebut tercatat, ada lima investor asing yang menanamkan modalnya di bisnis resort surfing di Mentawai dan pascatsunami jumlah justru meningkat menjadi 15 perusahaan hingga saat ini, katanya.
Mentawai memiliki sekitar 40 lokasi pantai surfing yang masuk kategori terbaik di dunia dan diakui para peselancar mancanegara yang telah menjajal keganasan ombak di Kepulauan ini, tambah Desti.
Ikuti Whatsapp Channel Republika