REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana jika desakan untuk menonton sulit dibendung? Anda masih bisa melindungi anak dengan mendampingi mereka menyaksikan aksi superhero favoritnya. “Jangan biarkan anak menonton seorang diri,” ucap psikolog Anna Surti Ariani.
Terkait pendampingan, perempuan yang biasa disapa Nina itu menyarankan agar orang tua melakukan diskusi dengan anak mengenai film tersebut. Diskusi bisa dilakukan sebelum dan sesudah tayangan berlangsung. “Dis kusikan adegan yang dianggap tak patut dalam film tersebut. Ajarkan mana yang boleh dan tidak boleh,” jelasnya.
Nina mengakui, memang sulit untuk melarang anak menonton tayangan superhero kegemaran bocah. Ayah dan bunda dituntut untuk sabar dan konsisten menerapkan tata nilai keluarga. “Agar anak lebih mudah teralih dari keinginannya menyaksikan film tersebut, ajak dia melakukan aktivitas lain yang positif dan mengasyikkan.”
Orang tua bekerja dapat bekerja sama dengan nenek atau kakeknya dan juga pengasuh lainnya. Lalu, ketika hari libur datang, ayah dan ibu bisa mengajak anaknya bermain bersama dan mendampingi mereka saat menonton tayangan super hero. “Carikan aktivitas yang variatif agar anak tidak bosan dan berkembang dengan baik,” ujar Nina.
Bagaimana jika anak sudah telanjur sering menonton film superhero dan mengaplikasikan adegan kekerasan saat bermain? Sisi baiknya, mereka memiliki kegiatan fisik. “Dengan catatan, ia hanya bermain perang-perangan, bukan perang atau bertengkar betulan,” imbuh psikolog kondang ini.
Sebaliknya, waspadalah jika anak sudah mulai menggunakan perasaannya dalam bermain perang-perangan. Ketika anak sudah mulai bertengkar, pisahkan mereka. Selanjutnya, bujuk mereka untuk kembali berteman dan main bersama lagi.