Sabtu 04 Aug 2012 09:46 WIB

Ayo Kejar Masa Keemasan Anak, Kapan Itu?

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Endah Hapsari
Bilqis Kaltsum Ulaya sedang bermain.
Foto: Republika/Heri Ruslan
Bilqis Kaltsum Ulaya sedang bermain.

REPUBLIKA.CO.ID, Anda punya anak balita? Jangan terlambat, mulailah dari sekarang melakukan stimulasi kecerdasan.

Menurut Dr Reni Akbar Hawadi Psi, kepala Bagian Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, stimulasi terus menerus pada usia 0-2 tahun, berperan mendongkrak IQ anak secara signifikan, mencapai 15-30 poin saat dia masuk usia 4-5 tahun. ''Perkembangan itu sebenarnya masih dalam gelas potensinya. Artinya, potensinya tumbuh optimal. Sebab dengan ASI dan stimulasi, sinapsnya menjadi cepat nyambung,'' kata Reni.

Usia di bawah tiga tahun, kata dia, merupakan periode emas (golden age), karena pertumbuhan otak mencapai 70-80 persen.

Pentingnya periode emas yang oleh sebagian ahli ditetapkan pada usia di bawah tiga tahun (batita) ilmuwan Sigmund Freud malah menetapkan pada masa di bawah lima tahun (balita) karena perkembangan anak sangat pesat. 

Pada periode emas itu, kemampuan daya serap anak bahkan mencapai 50 persen yang terus menurun pada tahun-tahun berikutnya. Bila periode emas itu dimanfaatkan dengan simulasi, 

Reni mengatakan perkembangan otak anak akan semakin baik. ''Simpul-simpul sarafnya akan semakin banyak,'' katanya. Stimulasi ini tak rumit. Panca inderanya hanya dirangsang membedakan bau, bunyi, dan lain. Makin besar, dikenalkan dengan angka, huruf, dan sebagainya.

Bila gelas potensi tersebut diisi maksimal sejak dini, Reni mengatakan akan terbentuk anak-anak yang cerdas sekaligus pintar di kemudian hari. ''Anak-anak beginilah yang bisa melejit menjadi bintang,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement