REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tak sedikit pemuda dan pemudi yang menunda dan takut menikah. Alasannya, tak lain karena khawatir bakal menambah beban biaya. Faktanya, menikah adalah cara terbaik untuk menghemat uang. Tak percaya?
Penelitian terbaru di Inggris yang dimuat di Time of India, Ahad (22/7) kemarin menjelaskan, kehidupan pernikahan umumnya mendorong pengorbanan dan penghematan daripada melakukan pengeluaran yang sia-sia.
Para peneliti menemukan bukti, pasangan yang telah menikah umumnya memang dapat melakukan penghematan. Mereka umumnya dapat menghemat sekitar 68 poundsterling per bulan dan mencapai 800 poundsterling per tahun.
Dalam penelitian itu dijabarkan, dalam pernikahan pasangan suami-istri bakal memiliki target bersama seperti membeli rumah, biaya keluarga, atau membangun dan memperbaiki rumah. Semuanya bisa didapatkan dengan cara menabung. Target itulah yang memicu pasangan suami-istri menjadi lebih hemat.
Mayoritas responden atau sekitar 57 persen peserta mengatakan, suami atau istri berpedan dalam melakukan proses penghematan itu. "Hal yang baik melihat orang-orang yang berhubungan saling memotivasi satu sama lain untuk menyimpan sejumlah besar uang," ungkap John Prout dikutip Daily Mail.
Satu dari lima pasangan mengaku bisa menghemat sedikitnya 200 poundsterling lebih per bulan, atau mencapai 2.400 poundsterling selama satu tahun. Penghematan itu bisa didapatkan karena pengaruh pasangannya.
Memang, pria yang dinilai lebih boros dalam mengeluarkan uang pada awal-awal pernikahan bakal sedikit tertekan. Tapi, kaum Adam perlahan-lahan bakal terbiasa dengan sendirinya. Terbukti, pria mampu menyimpan rata-rata 85 poundsterling setiap bulannya, karena pengaruh pasangan mereka dibandingkan kaum wanita yang hanya mampu menyimpan 50 poundsterling. Pria berusia 25-34 tahun akan sangat terpengaruh pasangannya dan terbukti mampu menghemat sekitar 100 Pound setiap bulan.
Istri yang kerap melihat pasangannya boros, memaksanya memaksa para suaminya menghemat. Dari penelitian itu juga didapat, sebanyak 15 persen wanita yang telah menikah mengaku termotivasi untuk menabung, karena pasangannya buruk dalam mengelola keuangan.