Selasa 17 Jul 2012 15:12 WIB

Bayi Baru Tiba di Rumah, Inilah yang Dia Butuhkan

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Ibu dan bayi/ilustrasi
Foto: momentarybliss.com
Ibu dan bayi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Suasana gembira menyambut kedatangan bayi dari rumah sakit. Di hari-hari awal bayi di rumah, ibu dan ayah masih kebingungan. Apa sih maunya si warga baru ini?

Penelope Leach PhD, ahli psikologi anak yang terkenal dari Inggris memberikan beberapa tips tentang apa saja yang dibutuhkan bayi, ibu, dan sang ayah pada hari-hari pertama itu.

Kebutuhan si bayi

Kebutuhan bayi yang baru lahir, menurut Leach, masih sedikt, sederhana, tapi sifatnya berulang. Mereka memerlukan makanan dan minuman yang ada dalam kolostrum, dan susu. Mereka memerlukan kehangatan dan kenyamanan dari pelukan, atau pakaian yang lembut dalam tempat tidur yang aman. Mereka memerlukan kebersihan agar kulit lembut mereka tidak lecet, dan mereka memerlukan perlindungan dari dunia luar.

''Jangan buru-buru khawatir terhadap perawatan rutin seperti mandi, pakaian tidur khusus,'' kata psikolog yang menulis beberapa buku tentang perkembangan anak dan parenting yang laku kelas di beberapa negara itu.

Yang utama, tak perlu memaksakan rutinitas waktu makan, istirahat, dan tidur malam. Bayi yang baru lahir tidur-tidur ayam lebih banyak ketimbang tidur pulasnya. Mereka juga menyusu sedikit tetapi sering. Leach mengingatkan, Anda tak bisa memenuhi kebutuhan mereka dengan mengharapkan mereka dengan beberapa kali waktu makan dan bermain atau tidur dengan tenang selama beberapa jam.

''Pada hari-hari pertamanya di rumah, kebutuhan bayi Anda adalah Anda, ASI, dan kenyamanan,'' ujar Leach. Karena itu, selimuti bayi Anda, gendonglah ke dekat dada, beri ASI saat ia lapar, berbicaralah padanya ketika matanya menatap mata Anda. Berilah dia kenyamanan dan kedamaian.

Kebutuhan ibu

Beginilah nasihat Penelope Leach pada para ibu yang baru melahirkan. ''Cobalah untuk tak berharap terlalu banyak pada diri sendiri ketika Anda pertama membawa pulang bayi ke rumah,'' katanya.

Kendati persalinan berlangsung normal, menurut Leach, ibu tetap memerlukan bantuan dan ia berhak pendapatkannya. Setidaknya sampai hari beberapa hari setelah persalinan. Ibu memerlukan seseorang yang mengurusi rumah tangga dan mengurusi kebutuhan fisiknya. Ibu membutuhkan bantuan emosional dari seseorang yang memberikan kasih sayang padanya sementara ia melimpahi kasih sayangnya pada si bayi.

Mungkin suami bisa mengambil cuti di rumah dan melakukan semua itu sambil merekatkan diri dalam satu keluarga. ''Kalaupun suami bekerja, ia tetap menjadi orang yang bisa memberikan dukungan emosional pada Anda,'' ujar penulis buku klasik Your Baby & Child: From Birth to Age Five ini. Menurut dia, seorang ibu yang baru melahirkan memerlukan seseorang untuk melakukan tugas-tugas praktis kerumahtanggaan. Orang itu bisa ibu, mertua, ipar, atau siapa saja. ''Tapi, mereka bukanlah orang yang tepat jika Anda merasa harus meladeninya seperti tamu atau sibuk memberi saran tentang perawatan bayi,'' katanya, ''Anda membutuhkan orang yang bisa mengepel rumah, sementara Anda membiasakan diri dengan kehadiran si orok.'' Pastikan juga Anda mendapat dukungan dari dokter anak yang bisa dihubungi setiap waktu jika Anda tiba-tiba bingung tentang keadaan si bayi.

Kebutuhan sang ayah

Jika Anda berencana menjadi ayah dengan partisipasi penuh, ikut sibuk dan menunggui proses kelahiran tidaklah cukup. Seorang ayah membutuh kesempatan untuk berbagi proses 'memasukkan' si bayi ke dalam keluarga. ''Jangan malu minta cuti dari kantor, Anda akan terkejut pada hasilnya!'' kata Leach.

Bila ada seseorang di rumah yang siap membantu, psikolog senior ini menyarankan Anda, para ayah, agar memastikan bahwa orang tersebut yang membuat Anda merasa nyaman. ''Di atas semuanya, hindarilah orang yang bisa membuat Anda merasa terasing.''

Namun, ia mengingatkan, kendati tak seorang pun dengan sengaja mengasingkan, amat mudah membuat sang ayah terasing jika ia berasumsi istri lebih tahu segala tentang bayi.

''Asal tahu saja, pengalaman melahirkan dan semalam dua malam di rumah sakit belum membuat istri menjadi jauh berpengalaman,'' kata Leach lagi. Jika istri Anda sudah bisa mengganti popok dan menafsirkan tangisan, itu karena ia mempelajarinya dari tingkah laku si bayi. ''Anda bisa belajar juga! Sekarang!'' saran dia.

Anda betul-betul perlu terlibat dengan si bayi, dengan begitu kebutuhannya menjadi penting bagi Anda dan juga istri. Leach hampir bisa memastikan, para suami bakal menyesal jika tak terlibat dalam jalinan hubungan yang mendalam ini. ''Nikmatilah dengan rasa bangga kemampuan unik Anda dalam memfasilitasi hubungan dalam keluarga yang baru terbentuk ini,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement