Senin 02 Jul 2012 10:07 WIB

Duh, Anak Sulit Berteman, Bagaimana Solusinya?

Rep: Susie Evidia/ Red: Endah Hapsari
Anak penyendiri/ilustrasi
Foto: sciencedaily.com
Anak penyendiri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sudah hampir satu tahun pelajaran Tina duduk di TK A. Tapi, kata Bu Guru, ia lebih banyak diam saja. Waktu istirahat, ia lebih suka duduk di dekat perosotan sendiri.

Sebenarnya, Bu Guru sudah mendekatkan Tina dengan Adel, temannya yang aktif dan periang. Mereka duduk bersebelahan. Lain waktu, Tina duduk di belakang Robi yang tergolong bandel. Tina kadang mau bermain, tapi lebih banyak sendiri,ujar Bu Guru saat melaporkan perkembangan Tina kepada ayah bundanya.

Psikolog Neny Widyana menjelaskan, ketika anak kesulitan berteman, carikan teman soulmate-nya. Maksud teman soulmate adalah anak yang supel, ramai, senang bergaul. Anak seperti ini pasti ada di setiap kelas. 

Menurut Neny, guru biasa ‘menugasi’ anak-anak seperti ini untuk membantu teman-temannya yang kesulitan berteman. Biasanya, guru akan mengatakan kepada si teman supel bahwa ia mendapat tugas selama dua hari ini menemani si anak pendiam. 

Ke mana-mana harus barengan, ya?ujar Neny menirukan permintaan yang umum dilontarkan Bu Guru. Si supel senang mendapat tanggung jawab.

Ketika diajak bermain oleh si supel, anak merasa dihargai. Dia merasa ada teman yang mau bermain dengannya. Lama kelamaan dia mau berteman,ujar psikolog anak ini. Setelah bermain dengan si soulmate, ia ajak bermain teman yang lain. Selanjutnya, anak diajak bermain bertiga, berempat, sampai akhirnya membentuk satu kelompok kecil.  Kalau sudah dalam ‘satu geng’, anak sudah bisa berbaur. 

Cara berteman soulmate ini, menurut Neny, sangat efektif dilakukan di sekolah. Sebab, dilakukan rutin setiap hari dan mendapat pengawasan dari guru. Jumlah temannya pun banyak dan lebih bervariasi. Selain mengajak teman bermain, guru sesering mungkin meminta anak tampil ke depan. Ia akan memberi anak tanggung jawab. Misalnya, memasangkan gambar, membantu temannya. Tugas-tugas itu membangun rasa percaya diri si anak.

Kondisi berbeda bila di rumah. Dalam seting keluarga, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung ini lebih menitikberatkan pada pola pengasuhan orang tua. Ayah bunda harus mengetahui lebih dulu apa yang menyebabkan anak malas atau tidak mau berteman dengan yang lain. Kebanyakan anak tidak mau berteman karena tidak pede.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement