REPUBLIKA.CO.ID,Berlibur ke Bandung, Jawa Barat, dengan membawa anak-anak yang berbeda-beda selera? Rasanya, itu bukan masalah besar karena ada satu alternatif yang bisa dipilih. Kampung Gajah namanya, walaupun tak ada seekor pun gajah di sana.
Berada di lereng perbukitan Lembang, lokasi wisata ini memiliki luas hampir 70 hektare. Kampung Gajah menyediakan wahana beragam. Dari bayi sampai remaja, bahkan dewasa, bisa berwisata ke sana.
Menuju lokasi ini dari Kota Bandung, bisa melalui Jalan Sukajadi atau Jalan Setiabudi ke arah Lembang. Tepat di seberang Sub Terminal Ledeng, pengunjung tinggal berbelok ke kiri dan mengikuti lajur yang berkelok. Tak perlu khawatir tersesat karena hanya satu ruas jalan di situ.
Melewati beragam tempat singgah-berupa aneka kafe-dan pedagang bebungaan di sepanjang jalan, Kampung Gajah terletak di sisi kiri jalan. Tandanya mudah, lihat saja deretan patung gajah di tepi jalan.
Tiket masuk yang dikenakan adalah Rp 10 ribu per orang, Rp 20 ribu untuk bus, Rp 10 ribu untuk mobil, dan Rp 5 ribu untuk sepeda motor. Untuk masing-masing wahana, dikenakan tarif lagi. Besarannya berkisar Rp 15 ribu sampai Rp 175 ribu, tergantung wahananya. Ada 25 wahana-dari petik strawberi sampai bungee trampoline-yang tersedia.
Salah satu wahana unggulan untuk anak-anak di Kampung Gajah adalah Tubby Slide. Public Relation Officer Kampung Gajah Susan Dewi P mengatakan, wahana ini diadopsi dari Italia, dan masih satu-satunya di Asia. "Dengan material khusus juga," kata dia. Permainan berupa lintasan seluncuran ini tidak berakhir di air, tetapi di hamparan tanah dengan pelapis khusus yang tak akan mencederai anak-anak. Kampung Gajah tak hanya berbeda dengan lokasi wisata di sekitarnya dari jumlah wahana, tapi juga dalam lokasi yang sama, tergabunglah wisata kuliner, wahana, dan pemandangan alam sekaligus. Slogan yang diusung memang "fun, exotic, recreation".
Penggemar aktivitas luar ruangan bisa menjajal touring ATV, fun bike, segway, menunggang kuda, out bond, dan aktivitas menantang lain. Rekreasi anak bisa terpuaskan dengan arena bermain, mini flying fox, dan trek sepeda. Penyuka belanja dan kuliner pun mendapat fasilitas tersendiri di sini.
Ada empat restoran di Kampung Gajah. Masing-masing menggoyang lidah pengunjung dengan masakan Jepang, Sunda, Barat, dan oriental. Selain restoran, pengunjung pun masih bisa mencicipi masakan lokal seperti tahu gejrot khas Cirebon dengan harga pedagang asongan. Makanan lokal itu bisa disantap dengan Rp 8 ribu per porsi.
Haduri, salah satu pedagang tahu gejrot, mengatakan, ia memang mendapat kesempatan dari Kampung Gajah untuk berdagang tanpa ada biaya lapak dan modal. Kesepakatannya hanya pembagian hasil penjualan per hari.
Memburu paket keluarga
Pemandangan Kota Bandung dari ketinggian, merupakan salah satu hidangan gratis untuk mata pengunjung Kampung Gajah. Kalau kurang puas, tersedia balon udara yang akan melayang setinggi 10 meter.
Sonny Ginanjar, staf Kampung Gajah, mengatakan, pada akhir pekan pengunjung tempat wisata ini bisa mencapai 30 ribu orang. Memasuki liburan sekolah, kata dia, sudah ada peningkatan jumlah pengunjung, tapi belum seramai akhir pekan. "Mungkin karena sekarang liburan sekolah tidak serempak," kata dia.
Pengunjung Kampung Gajah ternyata tak hanya datang dari kawasan Bandung dan sekitarnya. Republika menjumpai satu rombongan keluarga, yang jauh-jauh datang dari Pontianak, Kalimantan Barat.
"Tahu lokasi ini dari internet," kata Ana yang tengah mengawasi anak-anaknya bermain mini ATV. Situs yang dia buka adalah www.kampunggajah.com. Menurut Ana, tarif lokasi wisata dengan wahana bervariasi ini tidak mahal. Apalagi, kata dia, tersedia paket keluarga.
Bukan berarti, semua pengunjung datang dari jauh. Ny Toni dari Cimahi pun membawa anak-anaknya yang sedang libur sekolah ke sana. "Komplet, tidak perlu pindah-pindah, sudah banyak variasinya," kata dia, yang mengawal dua anak lelaki dan satu anak perempuan. Jadi, di sini anak-anak bisa berlibur dan menjelajah. Selamat berlibur ke Kampung Gajah, meski tanpa gajah.