REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR---Masyarakat Eropa dikabarkan mengalami krisis ekonomi, namun turis asal kawasan itu tetap bisa berlibur sambil menyaksikan aneka ragam seni budaya Bali yang tidak ada duanya di dunia.
Pengamat pariwisata/pemandu wisata Bali, Wayan Sudana menjelaskan, pelancong asal negara-negara di kawasan Eropa yang umumnya menyenangi tata cara kehidupan atau adat istiadat masyarakat yang datang ke Bali terus bertambah.
Laporan Dinas Pariwisata Bali menyebutkan bahwa turis asal Eropa yang datang berlibur ke Bali Januari-Mai 2012 tercatat 250.412 orang atau 22.13 persen dari seluruh turis asing ke Bali 1,1 juta orang.
Dua negara di Eropa, yakni Inggris dan Prancis tetap tercatat sebagai sepuluh negara terbanyak memasok turis asing ke Bali, bersama Australia, Cina, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Rusia dan Amerika Serikat.
Turis asal Prancis memasok turis ke Bali sebanyak 38.527 orang Januari-Mei 2012 naik 0,2 persen dari periode sama 2011 hanya 38.447 orang, Inggris bertambah 12,51 persen dari 41.196 orang menjadi 46.349 orang.
Ia menyebutkan, walau negeri di kawasan itu dikabarkan terkena resesi ekonomi, turis Eropa bisa tinggal lama di Bali dan memiliki kegemaran menyaksikan tata cara hidup dan adat istiadat masyarakat setempat.
Apalagi sekarang masyarakat Bali menyelenggarakan kegiatan seni budaya yang dikenal dengan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang mampu menunjukkan seni dan budaya yang menjadi salah satu daya tarik turis ke pulau Dewata.
Masyarakat Eropa paling senang menyaksikan kegiatan budaya seperti upacara "ngaben" (pembakaran mayat) di Bali yang kegiatan itu dilakukan secara tidak terjadwal di daerah perkampungan yang tersebar di Pulau Dewata.
Upacara "ngaben" tidak terjadwalkan dalam informasi pariwisata, namun rombongan turis asing terutama asal Eropa dalam perjalanan wisata di Bali, kemudian saat menemukan kegiatan itu, merasakan senang bisa menyaksikannya, kata dia.
Apalagi turis bisa menyaksikan masyarakat sedang mengusung Bade (tempat mayat) ke kuburan dan sekaligus pembakaran mayat. Mereka (orang asing) tentu menyaksikan sambil membidikkan kamera berkali-kali, kata Sudana.
Masyarakat Bali yang sebagian besar beragama Hindu, upacara ritual hampir setiap hari ada di daerah ini. Hal inilah yang menyebabkan turis Eropa dan pelancong dari negara lainnya lebih dari sekali berkunjung ke Bali.