Rabu 30 May 2012 01:00 WIB

Ayo Mengapresiasi Kopi Negeri Sendiri

Rep: setyanavidita livikacansera/ Red: M Irwan Ariefyanto
kopi tubruk
kopi tubruk

REPUBLIKA.CO.ID,Selain kebutuhan, kopi adalah bagian dari gaya hidup. Diawali dari maraknya kedai kopi franchise pada awal 2000-an di Indonesia, saat itu di kedai kopi waralaba itu tak cuma kopi lokal yang ditemukan. Kopi impor racikan mudah ditemui dalam bentuk kemasan.

Tren kemudian bergeser, kini masyarakat kota yang gemar menyesap kopi di kafe sudah mempunyai pilihan lain. Kedai-kedai kopi lokal semakin marak. Mereka pun berlomba meracik kopi-kopi lokal agar sama larisnya dengan kopi impor. Di tengah itu semua, budaya warung kopi masih lekat dan mengakar pada masyarakat Indonesia yang komunal dan gemar mengobrol.

Perkembangan kopi sebagai minuman gaya hidup di Indonesia disadari Direktur PT Kopiku Indonesia Michael Utama. Menurut dia, tren ini berkembang pesat meskipun belum memasuki titik puncak.

Menurut Michael yang perusahaannya menyuplai biji kopi untuk beberapa kedai kopi di Jakarta ini, perkembangan ini dilihat dari bermunculannya tempat minum kopi yang hype dan diminati hampir semua kalangan masyarakat di perkotaan.

Namun, saat ini para pengunjung yang datang untuk ngopi lebih fokus pada kegiatan mengobrol, bekerja, atau menghabiskan waktu. Bukan untuk mengenal lebih jauh tentang minuman yang tersaji di hadapannya.

“Tidak banyak orang tahu bahwa Indonesia sebenarnya memiliki jenis-jenis kopi yang dahsyat. Mulai dari rasa, aroma, dan kualitasnya,” ujar Michael yang juga merupakan certified international barista dari Italia.

Tanah vulkanis yang ada di Indonesia, lanjutnya, menyebabkan biji-biji kopi yang tumbuh di nusantara memiliki variasi rasa dan aroma yang tidak bisa direplika di negara lain. Misalnya, kata dia, Kopi Sumatra terkenal memiliki rasa rempah, kopi Papua memiliki aroma khas gula merah, dan kopi Bali mempunyai sentuhan rasa lime saat disesap.

Secara kuantitas, kopi Indonesia memang masih kalah dari Vietnam. Tetapi, di sisi lain, kesempatan untuk menggeser Negeri Seribu Ranjau tersebut sangat besar, mengingat di sana lahan untuk menanam kopi sudah semakin terbatas. Sebaliknya, di sini lahan untuk menanam kopi masih sangat luas dan terbentang di berbagai daerah di Indonesia.

Meski beberapa kedai kopi ngetop di kota-kota besar saat ini masih lumayan banyak yang menggunakan kopi impor, jumlah yang mulai melirik kopi lokal juga tidak kalah banyaknya. “Kopi Aceh, Mandailing, Toraja, dan Flores Bajawa saat ini juga sangat populer di luar negeri,” tutur Michael. Kopi sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa apabila digarap dengan sungguh-sungguh.

Ia memperkirakan, dalam dua atau tiga tahun mendatang akan terjadi evolusi dalam menikmati kopi di kalangan masyarakat. Dengan mulai hadirnya beberapa kedai kopi yang mengusung kopi nusantara sebagai menu unggulannya, kesadaran konsumen akan kopi berkualitas lama-kelamaan akan mengubah cara orang menikmati kopi.

Ke depan, menurut Michael, orang akan lebih ingin mengolah kopi sendiri di rumah. Hal ini didorong juga dengan semakin terjangkaunya harga coffee machine dan semakin banyaknya biji kopi lokal yang dijual bebas di pasaran. Kalau sudah begini, lanjutnya, permintaan kopi akan terus mengalami peningkatan dan kopi lokal juga semakin dilirik para penikmat kopi di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement