REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Selama ini, sayur gabus pucung yang terkenal sebagai masakan asli Betawi belum memiliki hak paten. Karena itu, kaum ibu rumah tangga yang tergabung dalam Forum Perempuan Bekasi, Jawa Barat, berniat mematenkan sayur gabus ikan pucung menjadi makanan khas wilayah setempat.
"Sampai saat ini, belum ada hak paten bahwa sayur gabus pucung merupakan makanan asli Bekasi. Kami berencana mendaftarkannya ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual," ujar Ketua FPB, Alwiyah Maulidiyah, di Bekasi, Senin (27/5).
Dijelaskannya, makanan tersebut merupakan resep tradisi bagi masyarakat Betawi yang penyajiannya hampir mirip dengan membuat rawon khas Jawa Timur. Namun, makanan itu sudah sulit ditemui di wilayah perkotaan, seperti DKI Jakarta.
"Justru dari dulu sampai sekarang, makanan itu adanya di wilayah Bekasi, karena banyak masyarakat Betawi yang hijrah dari Jakarta ke Bekasi," katanya.
Sayur tersebut ramai diperjualbelikan di Bekasi karena di wilayah setempat masih terdapat sejumlah rawa yang menjadi habitat ikan gabus. Sementara ikan gabus saat ini sudah sulit dicari di pasar tradisonal atau supermarket.
Alwiyah menerangkan, bahan yang dibutuhkan untuk memasak sayur itu adalah buah pucung atau keluwek menjadi bumbu utamanya. Perbedaan yang mencolok dengan rawon hanya pada bahan pokoknya. "Kalau rawon pakai daging, sayur gabus pucung pakai ikan gabus," ungkap dia.
Pembuatan sayur itu tidak terlalu sulit. Ikan gabus yang telah dipotong dilumuri dengan bumbu, lalu digoreng. Kuah diramu secara terpisah, beberapa bahan bumbu, seperti daun salam, lengkuas, daun jeruk, tomat, ditumis hingga harum. Jika keduanya siap, ikan gabus yang sudah digoreng dimasukkan dalam kuah tersebut lalu diaduk rata hingga berwarna kehitaman.
"Sayur gabus pucung biasanya hanya disajikan pada acara-acara penting keluarga saja. Dalam kehidupan masyarakat Betawi, ada yang namanya tradisi 'nyorong' yang hanya dilakukan saat menjelang puasa atau takbir Lebaran," imbuhnya mengakhiri.