REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Nama Yogyakarta sebagai tujuan wisata boleh dibilang masih kalah mencorong dibandingkan Bali. Padahal, boleh dibilang potensi wisata Yogya tak kalah menarik dari Bali.
Satu faktor pemicunya adalah tidak adanya bandara internasional. Menurut Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) yang juga sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Deddy Pranowo Eryono mengatakan, tidak adanya bandara internasional di Provinsi DIY merupakan hambatan besar bagi perkembangan wisata di provinsi ini. "Bandara Adisutjipto bukan bandara internasional. Itu bandara latih milih TNI AU yang difungsikan untuk penerbangan umum. Hanya pesawat kecil yang bisa masuk dan terbang melalui bandara tersebut," kata dia, Selasa (8/5).
Akibat kondisi itu, kata dia, banyak pesawat besar yang ingin masuk Yogyakarta batal karena kapasitas bandara yang tidak memadai. Selain itu karena kecilnya kapasitas bandara akhirnya banyak jalur penerbangan yang dibatasi. "Sebenarnya akan ada penerbangan dari Eropa yang akan langsung masuk Yogyakart, tetapi pesawat besar tidak bisa masuk," tandasnya.
Begitu juga Malaysia yang berencana menerbangkan pesawat besar langsung ke Yogyakarta terpaksa batal. Akibatnya banyak wisatawan asing harus terbang ke Jakarta atau Bali terlebih dahulu sebelum ke Yogya. "Tapi karena jalur penerbangan domestik juga dibatasi akibat kecilnya bandara maka tidak semua turis asing mendapat pesawat ke Yogya," tambahnya.