Senin 30 Apr 2012 13:04 WIB

Si Kakak Cemburu pada Adiknya, Bagaimana Solusinya?

Anak Pertama dengan adik-adiknya (ilustrasi)
Foto: corbis.com
Anak Pertama dengan adik-adiknya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki buah hati adalah anugerah. Apalagi, jika kehadiran sang anak memang direncanakan. Namun, rupanya ada saja masalah yang muncul dari sang buah hati sendiri. Ini terutama terjadi pada sang anak sulung yang cemburu pada kehadiran adiknya. Tak jarang, orang tua dipusingkan dengan polah si sulung yang terkesan mencari perhatian. Lantas, bagaimana sebaiknya menghadapi anak yang cemburu seperti ini?

Menurut psikolog anak, Elly Risman Musa, jika anak terkesan mencari-cari perhatian dengan tingkah laku yang membuat orang tua menjadi kesal, ini karena anak tidak dipersiapkan untuk menerima kehadiran adik baru.

Secara psikologis, kata Elly, orang tua perlu memberi persiapan pada anak bahwa ia akan memiliki saudara yang akan menjadi teman untuknya dan bukan musuh atau saingan. Ibu perlu mengajar anak memperkenalkan diri dengan adiknya dengan menyebut namanya sambil mengelus perut Ibu. 

Dengan begitu, secara psikis anak merasa memiliki adiknya. Orang tua juga harus menghindari anak dari orang-orang yang sering menjadi 'provokator' dengan mengatakan pada anak ''Ayo, nanti kalau punya adik, nggak disayang lagi, lho!''. Dengan kondisi seperti ini, anak akan membentuk perasaan negatif. Ia merasa orang tua akan mengabaikannya dan lebih memerhatikan adik.

Setelah kelahiran adik, Ibu sebaiknya tetap memberi perhatian pada anak karena biasanya perhatian keluarga dan tamu membawa kado atau hadiah yang ditujukan pada adik. Jika orang tua tidak mengantisipasi hal-hal di atas dengan baik, anak mungkin akan mencari-cari perhatian. ''Jika anak melakukan hal itu, Ibu dan Ayah sebaiknya tidak terpancing untuk marah. Buatlah kesepakatan tentang pembagian kerja,'' papar Elly.

Misalnya, kalau Ibu mengganti popok, Ayah menunggu kakak. ''Usahakan anak tetap mendapat perhatian,'' lanjut Elly dalam satu konsultasi. 

Ayah dan Ibu juga jangan tampak asyik memerhatikan adik sementara kakak main sendiri. Namun, perlu diingat, memberi perhatian pada kakak tidak berarti orang tua keluar dari disiplin yang sudah ditanamkan. Artinya, jika anak kemudian memaksa orang tua harus tegas menolaknya. Anak tetap harus mempelajari mana yang baik, mana yang buruk, dan orang tua harus konsisten dalam menanamkannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement