REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA---Garuda Indonesia membuka rute penerbangan dari Denpasar, Bali, tujuan Haneda, Jepang, pergi pulang dalam upaya melayani penerbangan langsung para wisatawan ke Pulau Dewata.
"Jepang potensial bagi jasa pelayanan penerbangan sebab warganya sangat suka berwisata, salah satunya ke Bali (Indonesia)," kata Vice President Network Management PT Garuda Indonesia Teten Wardaya di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Pada pembukaan penerbangan Denpasar-Haneda itu, ia mengatakan, penerbangan ke Haneda merupakan penerbangan kembali ke kota tersebut setelah 50 tahun sejak Garuda membuka rute itu pada 1962. "Penerbangan ini kami harapkan bisa memberikan dampak bagi pariwisata dan ekonomi," katanya.
Karena itu, kata dia, wisatawan dari kota tersebut akan lebih mudah untuk mengunjungi Bali sebab dalam sepekan pihak Garuda melayani penerbangan sebanyak lima kali pergi pulang.
General Manager PT Garuda Indonesia Denpasar Didi Triatmojo mengatakan, Jepang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Penerbangan langsung ke Haneda diharapkan memberikan kontribusi bagi pariwisata Bali, khususnya jumlah penumpang.
"Kami harapkan kunjungan wisatawan asal negeri matahari terbit tersebut akan meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya sebab dengan penerbangan langsung ini para turis Jepang dapat memanfaatkan waktunya secara efektif," ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Bagus Kade Subhiksu mengatakan, selama kurun waktu tiga tahun belakangan jumlah kunjungan wisatawan Jepang ke Bali terus merosot.
Bahkan tiap tahun jumlah kunjungan Jepang turun hingga 23 persen. Karena itu perlu upaya maksimal untuk meningkatkan jumlah kunjungan, seperti membuka jalur penerbangan langsung.
"Kami menyampaikan apresiasi atas upaya cerdas Garuda Indonesia meningkatkan jumlah kunjungan. Kami berharap dengan pembukaan penerbangan langsung Denpasar-Haneda, jumlah kunjungan wisatawan Jepang bisa meningkat," katanya.
Subiksu dalam acara pembukaan penerbangan Denpasar-Haneda itu mengatakan, kondisi pasar Jepang yang terus mengalami penurunan. "Pada 2010 kunjungan Jepang turun 22 persen dibanding 2009 dan pada tahun 2011 penurunannya hingga di atas 25 persen," ujarnya.
Jumlah kunjungan wisatawan Jepang 2009 mencapai 316.473 orang, 2010 mencapai 265.465 orang dan 2011 hanya 183.284 orang.
Dikatakannya, pasar Jepang yang sebelumnya berada di posisi pertama pada 2008 dan posisi kedua pada 2009, pada 2011 merosot ke posisi ketiga di bawah Australia dan Cina. "Kami optimistis dengan penerbangan langsung ini jumlah kunjungan turis Jepang bisa kembali pulih, bahkan kalau bisa lebih meningkat," kata Subhiksu.