Rabu 18 Apr 2012 01:04 WIB

Ngantuk Berat, Pilot Ini Mengira Venus adalah Pesawat

Pilot dan copilot dalam kokpit pesawat, ilustrasi
Pilot dan copilot dalam kokpit pesawat, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA---Kalau mata sudah kadung ngantuk, konsentrasi pun jadi buruk. Itu pula yang dialami seorang pilot Air Canada. Gara-gara mengantuk, dia salah mengira Venus adalah pesawat, lalu membuat pesawatnya menukik ke arah Atlantika untuk mencegah tabrakan khayal dengan pesawat lain, demikian terungkap dari satu laporan resmi.

Sebanyak 16 penumpang dan anggota awak cedera dalam peristiwa Januari 2011, ketika perwira I tersebut menggerakkan tongkat kendali guna menghindari satu pesawat AS yang menurut dia, langsung menuju dia.

"Di bawah pengaruh 'sleep inertia' kuat --ketika kondisi dan kesadaran akan situasi merosot tak lama setelah orang terbangun, perwira I menduga pesawat yang datang berada di jalur tabrakan dan mulai menurunkan pesawatnya guna menghindarinya," kata Dewan Keselamatan Angkutan Kanada.

"Sleep inertia" adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk terjaga; otot mereka terasa lemah dan mereka ngantuk berat.

"Kemunculan ini menggarisbawahi tantangan penanganan kelelahan di ruang kendali pesawat," kata kepala penyelidik John Lee.

Peristiwa itu terjadi pada malam hari di pesawat penumpang bermesin ganda Boeing 767 yang terbang dari Toronto menuju Zurich, Swiss. Pesawat tersebut membawa 95 penumpang dan delapan anggota awak.

Menurut laporan itu, sebagaimana dikutip Reuters, perwira I itu baru saja terbangun, masih belum sepenuhnya sadar, setelah tidur lama, ketika ia mengetahui dari pilot bahwa satu pesawat barang AS terbang ke arah mereka.

"FO (Perwira Pertama) itu mulanya salah mengira planet Venus adalah pesawat tapi kapten menyarankan lagi bahwa sasaran berada pada posisi arah pukul 12 (tepat di depan) dan 1.000 kaki lebih rendah," kata laporan tersebut.

"Ketika FO melihat pesawat yang datang, FO menafsirkan posisinya sebagai di atas dan turun menuju mereka. FO bereaksi terhadap dugaan tabrakan yang tak terelakkan dengan mendorong ke depan tongkat kendali," tambah laporan itu.

Pesawat tersebut turun 400 kaki sebelum kapten menarik kembali tongkat kendali. Empat-belas penumpang dan dua awak cedera, dan tujuh orang memerlukan perawatan rumah sakit. Tak seorang pun mengenakan sabuk pengaman, sekalipun lampu tanda mengenakan sabuk menyala.

FO, yang anak-anaknya yang masih kecil dan seringkali mengganggu tidurnya di rumah, telah tidur selama 75 menit dan bukan maksimal 40 menit sesuai peraturan penerbangan. Itu berarti ia tertidur lelap dan kesadarannya terganggu saat ia terbangun.

Laporan itu menjadi masalah lain bagi perusahaan penerbangan terbesar di Kanada, yang telah menghadapi kerusuhan lama mengenai tenaga kerja.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement