REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamenbud), Wiendu Nuryanti, mengharapkan adanya peningkatan kualitas perfilman Indonesia. Menoleh film 'Darah dan Doa' karya Usmar Ismail pada 1950-an, Wiendu menyebut usia perfilman nasional sudah memasuki usia 62 tahun.
"Kalau usia 62 tahun, jika seorang manusia, itu berarti sudah mencapai kematangan yang luar biasa. Artinya, dunia perfilman Indonesia telah banyak mengikuti pasang surut," tutur Wiendu dalam seminar Hari Film Nasional di Auditorium Gedung Film, Jakarta, Selasa (27/3).
Wiendu menyatakan Indonesia pantas berbangga karena perjalanan perfilman yang panjang tersebut telah memiliki pencapaian luar biasa. Ada perangkat Undang-undang Perfilman dan lain-lainnya yang diciptakan untuk mempermudah perkembangan perfilman nasional.
Wiendu menuturkan perfilman Indonesia telah memiliki pencapaian yang sangat bermakna. Itu terbukti dengan kehadiran sineas muda dengan pencapaian yang sangat kreatif. Namun demikian, menurut Wiendu, masih banyak hal yang perlu dibenahi dan tingkatkan.