REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR---Parade "ogoh-ogoh" atau boneka raksasa yang digelar Pemerintah Kota Denpasar diharapkan menjadi tontonan menarik bagi wisatawan yang sedang berlibur di Pulau Dewata.
"Parade yang diikuti sebanyak 20 unit tersebut hasil seleksi dari ratusan 'ogoh-ogoh' di empat kecamatan, yang telah ditetapkan dewan juri dan selanjutnya dipertontonkan di bundaran "Catur Muka" atau di jantung Kota Denpasar itu," kata Kepala Sub-Bagian Pemberitaan pada Humas dan Protokol Denpasar Dewa Gede Rai.
Menurut dia, parade budaya ini sebagai bentuk apresiasi hasil karya seni bernilai tinggi oleh para "sekaa teruna" (kelompok pemuda-pemudi) di kota ini. "Kami yakin parade ini akan menjadi tontonan menarik, karena kegiatan hanya digelar sekali dalam setahun," kata pria asal Desa Akah, Kabupaten Klungkung.
Ia juga mengatakan, terkait dengan kegiatan parade tersebut sejumlah ruas jalan raya dialihkan dalam upaya mengurangi kemacetan berkendaraan. "Sejumlah arus lalu lintas yang menuju bundaran Catur Muka akan dialihkan. Kendaraan yang datang dari arah timur Jalan Patimura akan dialihkan ke Jalan Kepundung atau Kapten Agung, Sedangkan yang datang dari jalan Udayana akan dialihkan ke Jalan Pulau Beliton," ujarnya.
Untuk yang datang dari Jalan Gajah Mada menuju Catur Muka dialihkan ke Jalan Sumatera. "Kami harap warga yang tidak berkepentingan ke kawasan Catur Muka saat itu menghindari jalur-jalur itu, karena akan ada pengalihan arus," ucapnya.
Parade "ogoh-ogoh" menurut Dewa Rai, akan dimulai pukul 16.00 Wita hingga selesai. Selama digelarnya pawai tersebut kawasan jantung kota tersebut bebas dari kendaraan.
Ia mengharapkan, para peserta parade agar membawa "ogoh-ogoh" lebih awal ke tempat parade dan ditempatkan sesuai dengan asal kecamatan. Setelah parade berakhir, para peserta diharapkan untuk "memprelina" (membakar) "ogoh-ogohnya" masing-masing.
"Sesuai imbauan Wali kota, agar tidak ada yang menempatkan 'ogoh-ogoh' di pinggir jalan. Semua harus dibakar begitu selesai diarak. Kalau ditemukan ada 'ogoh-ogoh" masih dipinggir jalan, maka akan diangkut dan bakar oleh DKP," katanya.
Ia mengatakan, pihak DKP sudah berkoordinasi dengan bendesa (ketua) adat untuk menyisir ruas-ruas jalan, guna memastikan tidak ada "ogoh-ogoh" yang ditaruh di pinggir jalan. "Semua itu sudah dilakukan koordinasi oleh DKP dan bendesa adat, sehingga semua mengindahkan imbauan wali kota," kata Dewa Rai.