Jumat 09 Mar 2012 21:27 WIB

Liburan Juga Berpotensi Bikin Stres, Kok Bisa?

Liburan berpotensi jadi beban (Ilustrasi)
Foto: sheknows.com
Liburan berpotensi jadi beban (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Tekanan pekerjaan, rutinitas monoton dan kebisingan merupakan tantangan yang harus dihadapi masyarakat di era modern. Ketiga hal tadi, jika tidak diolah dengan baik dapat mengancam produktifitas seseorang. Pemanfaatan waktu untuk sejenak menghilang dari rutinitas menurut pakar, bisa berdampak baik.

Penggunaan waktu istirahat sejenak yang dimaksud tidak perlu menghabiskan waktu seminggu untuk sekedar jalan-jalan atau ke luar kota. Seseorang hanya perlu jeda sejenak dan mendinginkan pikiran tanpa perlu merencanakan liburan.

 

Sebuah studi mengungkap seseorang yang menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk berlibur tidak akan memperoleh hasil optimal sesuai yang diinginkan. Pasalnya, dalam minggu itu, seseorang akan mengalami masalah yang sama ketika menjalani rutinitas biasa, seperti mengurus tiket, akomodasi, transportasi, belum lagi bila timbul masalah di lokasi liburan. Alih-alih menenangkan, liburan bisa jadi bencana. Sebaliknya, seseorang yang menghabiskan waktu sehari untuk sekedar berjalan-jalan, belanja, nonton film atau aneka kegiatan lain jauh lebih bahagia.

 

Dan Ariely, salah seorang ekonom mengatakan seseorang yang berlibur panjang kemudian disisipkan dengan melakukan pekerjaan akan membuat individu lebih menghargai waktu mereka saat menjauh dari kantor. Menurut dia, kenikmatan seseorang ketika berlibur berkurang karena mereka terbiasa dengan pola liburan seperti itu.

 

Sementara itu, Prof Ariely, pengajar Duke University, North Carolina, menuturkan liburan panjang selama seminggu tidak lebih baik ketika seseorang berlibur selama sehari. Secara umum, kata dia, menghabiskan banyak waktu dengan mengharapkan perubahan suasana biasanya berakhir jauh dari kata puas. Dengan kata lain, hanya sedikit manfaat yang diperoleh seseorang ketika berlibur panjang. "Liburan panjang hanya menghadirkan kenikmatan sedikit ketimbang berlibur sehari. 

 

Secara terpisah, Tim Harford, penulis Dear Undercover Economist mengatakan menambah jumlah hari libur hanya menambah jumlah stress. "Jika anda berlibur tiga hari, maka tingkat stres juga bertambah tiga kali. Saya sangat meragukan bahwa liburan panjang bakalan efektif,"pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement