Senin 20 Feb 2012 12:58 WIB

Duh, Si Kecil Bertanya Soal Seks, Bagaimana Ini?

Ibu dan anak berbincang
Foto: ahaparenting.com
Ibu dan anak berbincang

REPUBLIKA.CO.ID, Buah hati Anda sudah duduk di bangku sekolah dasar. Dia pun mulai bertanya-tanya tentang berbagai hal yang membuat wajah Anda merah padam. Pertanyaan seperti 'kenapa Ibu hamil?', 'bagaimana adik bayi ada dalam perut Ibu?, atau 'kenapa ada laki-laki dan perempuan?' agaknya cukup ampuh untuk membuat orang tua kalang kabut menjawab.

Bila Anda mengalami hal ini sekarang, tidak perlu cemas. Elly Risman Musa, seorang psikolog anak, menilai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak adalah normal. Seiring bertambahnya usia, otak anak mengalami perkembangan. Sebagai konsekuensinya, kata Elly, orang tua harus memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan anak agar pengetahuan anak bertambah.

Menurut Elly, memasuki usia prapubertas, anak-anak mulai tertarik pada hal-hal berhubungan dengan reproduksi. Salah satu di antaranya tentang kehamilan dan kelahiran. Menghadapi peranyaan seputar masalah seks, orang tua harus keluar dari budaya tabu membicarakan seks. ''Orang tua harus belajar melangkahi rasa enggan berbicara masalah seks dengan anak agar anak menjadikan orang tua sebagai rujukan tentang masalah seks, sehingga anak memperoleh pengetahuan yang jelas dan baik,'' ujarnya dalam satu konsultasi.

Elly juga mewanti-wanti agar jangan sampai anak mengetahuinya dari teman atau buku-buku yang tidak cocok untuk mereka. Orang tua harus memberi jawaban yang sesuai dengan usia, perkembangan mental dan perkembangan emosi anak, serta menguncinya dengan pengetahuan agama. ''Contohnya, sel sperma dapat bertemu di rahim ibu melalui proses hubungan suami istri yang sudah menikah,'' papar Elly.

Semua makhluk berkembang biak, tumbuhan berkembang biak, hewan berkembang biak melalui perkawinan. Manusia juga berkembang biak melalui perkawinan setelah menikah. ''Kata menikah harus ditekankan agar anak-anak remaja memiliki pemahaman bahwa menikah adalah hal yang wajib dilakukan sebelum seseorang dapat melakukan hubungan suami istri,'' lanjut Elly.

Dalam menjawab pertanyaan, kata Elly, orang tua perlu mengenali anak-anaknya. Ada anak yang setelah mendapat jawaban, dia berhenti bertanya. Ada anak yang terus bertanya sampai dia merasa puas. Agar dapat memberi jawaban, orang tua dituntut untuk terus menambah pengetahuannya dengan banyak membaca.

Usahakan pula menjalin hubungan yang harmonis dengan anak, dengan cara berkomunikasi yang baik agar anak tidak merasa enggan untuk berbicara dengan orang tua. Jika orang tua memberi rasa aman pada anak, anak akan merasa nyaman untuk bertanya. Jika Ibu merasa malu menjawab, katakan perasaan Ibu. Misalnya, ''Aduh, Mama malu menjawabnya.''

Menurut Elly, jika ibu belum punya jawabannya, katakan pada anak bahwa Ibu tidak tahu dan silakan berjanji untuk  mencarinya di buku atau bertanya pada orang yang lebih mengetahuinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement