Jumat 17 Feb 2012 17:14 WIB

Pengetahuan Mendidik Orangtua Indonesia Minim

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Pengetahuan orang tua di Indonesia dalam mendidik anak ketika masa pertumbungan sangat minim. Karena itu tidak heran jika kemudian anak tidak bisa tumbuh optimal.

Demikian disampaikan Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Mayke S Tedjasaputra, Jumat (17/2), dalam pelatihan Kader Posyandu 'Tumbuh, Aktif dan Tanggap' (TAT) di Balai Pelatihan Kesehatan, Kabupaten Malang, yang dihadiri ratusan orang tua dari perwakilan Posyandu di wilayah Jawa Timur.

"Sekitar 50 persen lebih orang tua di Indonesia tidak mempunyai pengetahuan dasar dalam mendidik anaknya, sehingga anak itu tumbuh kurang optimal, dan hal ini berdampak pada kehidupan anak tersebut di masa mendatang," katanya.

Mayke mengatakan, pengetahuan dasar dalam mendidik anak, meliputi mengenalkan si anak dengan warna dan bentuk atau pola sebuah bangunan, seperti lingkaran, kerucut atau segitiga.

Konsep dasar itu penting, karena bertujuan menumbuhkembangkan otak anak agar mudah dalam membaca dan menulis sebuah huruf, sehingga anak nantinya tidak akan terlalu susah beradaptasi dengan bentuk-bentuk tulisan.

"Kebanyakan orang tua, selalu ingin "instan" atau cepat dalam mendidikan anaknya, seperti cepat bisa membaca dan menulis, padahal sebelumnya tidak diajarkan konsep dasarnya, seperti mengenal warna dan bentuk bangunan," katanya.

Mayke mengatakan, keinginan orang tua agar anaknya cepat bisa itu membuat anak bereaksi keras dan berontak, karena si anak merasa dipaksa tanpa diberi pengetahuan atau konsep dasarnya.

"Pada akhirnya jika dewasa, si anak akan susah diajak bekerja sama, baik oleh lingkungan atau keluarga, karena anak akan selalu dipaksa sehingga bisa putus sekolah," katanya.

Oleh karena itu, Mayke menekankan pada orang tua, agar ketika anak berusia 1-3 tahun atau usia Batita (Bayi dibawah Tiga Tahun) dikenalkan dengan warna dan bentuk sebuah bangunan, sebab itu merupakan pola dasar anak untuk mengenal huruf.

"Kita harapkan dengan adanya pelatihan kader Posyandu ini, kondisi itu bisa diminimalisir, sehingga kedepan anak Indonesia bisa tumbuh optimal," katanya.

Sementara, faktor lain yang membuat anak tumbuh tidak optimal adalah kurangnya orang tua dalam memahami pertumbuhan anak, karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, dan kebanyakan pola asuh diserahkan padapembantu yang kenyataannya sangat minim pengetahuan tentang balita.

"Mereka kebanyakan beralasan waktunya habis untuk pekerjaan dari pagi hingga malam. Adapun tentang perkembangan balitanya, mereka cenderung tak tahu. Ini sangat berbahaya karena anak akan merasa tidak diperhatikan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement