REPUBLIKA.CO.ID, Menangani para lanjut usia (lansia) memang tidak mudah. Kesibukan anak-anaknya dan jurang generasi yang menganga dengan para cucu, membuat para lansia seolah kehilangan teman dalam keseharian. Agar komunikasi dan sosialisasi dengan kakek dan nenek berjalan lancar, pakar geriatri Dr dr Siti Setiati dan psikolog Elly Risman Musa memberikan saran:
-Perhatikan terlebih dahulu apakah nenek atau kakek yang di rumah merupakan lansia yang sehat atau sakit. Bila mereka sehat, perhatian secara psikologis seperti mengajak keduanya mengobrol, akan sangat baik dilakukan. Ingat, sapaan ringan umumnya sangat bermakna bagi mereka.
- Ketika nenek kakek sakit, berikan perhatian akan kesehatannya lebih teliti lagi, terutama penggunaan obat-obatan. Jelilah melihat perubahan pada kakek dan nenek, seperti pola makan, atau pola minum. Itu bisa menjadi identifikasi masalah kesehatan secara dini.
- Jangan lupa memerhatikan kebutuhan sehari-hari, seperti makan, minum, dan kebersihan, terutama bagi kakek atau nenek yang sudah menderita pikun.
- Jaga pola komunikasi dengan kakek dan nenek. Cucu juga sebaiknya diajarkan untuk menjaga komunikasi dengan kakek nenek sehingga mereka merasa tetap dihargai, seperti tetapkan waktu mengobrol yang rutin dengan keduanya.
- Nenek kakek juga sebaiknya tetap dilibatkan dalam berbagai aktivitas fisik atau sosial. Tak ada salahnya juga menanyakan saran atau pendapat, agar mereka merasa dihargai sebagai seseorang yang masih eksis.
- Saat jalan-jalan bersama keluarga, ajak nenek dan kakek ikut serta. Jangan pernah meninggalkan kakek dan nenek sendirian di rumah. Rasa kehilangan mereka akan semakin besar.
- Untuk menjaga keamanan sang kakek atau nenek, ada baiknya jika kamar mereka tak diletakkan di lantai dua. Ini juga menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Terlebih, orang yang berusia lanjut biasanya mengalami pengapuran pada lutut. Kamar di lantai dasar bisa mempermudah mereka beraktivitas.
- Bagi mereka yang tinggal jauh dengan nenek dan kakek, ada baiknya menetapkan jadwal rutin untuk mengunjungi mereka. Melihat serta mengobrol sang cucu dapat menjadi obat bagi rasa kesepian mereka.
- Ketika sang anak sibuk atau tak punya waktu, solusinya adalah menyewa tenaga perawat. Syaratnya, pastikan orang yang dipekerjakan tersebut dapat menyayangi mereka seperti menyayangi orang tua sendiri. “Namun akan lebih baik lagi jika yang menjaga adalah sang anak sendiri,” kata Siti.