REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU – Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Barat menggelar kegiatan nonton bareng guna membedah film nasional bertajuk "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" hasil garapan sutradara Deddy Mizwar yang dilaksanakan di Cafe Gale, Mamuju, Ahad (24/7).
Kegiatan nonton bareng untuk membedah film nasional tersebut dihadiri langsung Ketua KNPI Sulbar, Nurdin Passokkori, dan melibatkan sejumlah organisasi kemahasiswaan, jurnalis serta dari kalangan Komite Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulbar.
Dalam kesempatan itu, Nurdin Passokkori menyatakan tayangan film nasional "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" merupakan salah satu film yang patut disimak untuk ditelaah secara bersama khususnya pesan-pesan moral yang disampaikan melalui alur cerita film tersebut.
"Semula saya kurang tertarik nonton film. Namun setelah menyimak cerita film garapan sutradara Deddy Mizwar, ternyata sangat menarik untuk tidak dilewatkan. Film yang diputar ini telah membuka inspirasi baru bagi kita agar lebih peka terhadap kondisi kekinian yang terjadi di lingkungan kita," ujarnya.
Selain itu, kata Nurdin, sebagai organisasi kepemudaan tentu memiliki tanggungjawab moral untuk lebih kreatif dan lebih banyak melakukan intervensi kepada pemerintah untuk mengatasi persoalan kondisi sosial yang ada.
"Mau tidak mau daerah Sulbar sebagai provinsi terbaru tentu akan semakin menghadapi tantangan yang super kompleks. Makanya sejak dini harus dilakukan langkah-langkah yang bijak untuk tetap membangun sinergi dengan pemerintah dalam mengatasi persoalan kesenjangan sosial, khususnya di daerah kita," jelasnya.
Hal senada dikatakan oleh Ketua KPID Sulbar, Adi Arwan Alimin. Film bertajuk "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" adalah salah satu film yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. "Film ini telah menyampaikan berbagai pesan moral sesuai dengan kondisi kekinian yang melanda negeri ini, mulai dari kondisi pendidikan, isu korupsi dan berbagai isu lain," kata dia.
Adi berharap kegiatan nonton bareng ini hendaknya bisa dilakukan dalam kegiatan yang lain dengan melibatkan para pemangku kepentingan yang ada di daerah ini, termasuk para anggota DPRD Sulbar.
"Film ini harusnya ditonton langsung oleh pejabat pemangku kepentingan agar dalam mengambil kebijakan lebih memikirkan apa yang telah disampaikan dalam film tersebut," tandasnya.