REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Pada usia berapa anak-anak mulai diajar disiplin? Inilah pertanyaan yang jamak mengemuka di kalangan orang tua baru. Disiplin kerap dikonotasikan dengan bersikap tegas dan sedikit "keras" pada anak.
Jika anak kita berusia 2 tahun dan melemparkan botol minumannya setelah isinya kosong, haruskah kita menghukumnya? Bukankah ini perilaku wajar anak-anak? Demikian pertanyaan umum lainnya.
Memang, mengajarkan disiplin tak bisa dilakukan secara serta-merta, tapi bertahap. "Kesalahan orang tua adalah mengkonotasikan disiplin dengan aktivitas menghukum, padahal disiplin yang sebenarnya adalah mendidik," kata prikolog Deborah Roth Ledley PhD, penulis buku Becoming a Calm Mom: How to Manage Stress and Enjoy the First Year of Motherhood.
Ketika balita Anda mencecerkan makanan di lantai, misalnya, Anda bisa mengingatkan dia bahwa cara itu tidaklah baik. Teguran Anda, tentu disesuaikan dengan usianya, dan dengan bahasa yang mudah dipahaminya. Dan satu lagi, "Jangan dengan berteriak."
Disiplin, katanya, adalah pendidikan sejak lahir. Untuk bayi 1 tahun, misalnya, disiplin adalah dengan menyosialisasikan pada anak tentang kebiasaan-kebiasaan sederhana dan mengajarkan padanya tentang batasan-batasan. "Menginjak usia dua tahun dan seterusnya, Anda bisa mulai melakukannya dengan memberi contoh-contoh perilaku," katanya.