Rabu 20 Apr 2011 18:48 WIB

Franky Sahilatua, Balada Tempe dan Tembang Kebersahajaan

Franky Sahilatua
Foto: kapanlagi
Franky Sahilatua

REPUBLIKA.CO.ID,Franky Sahilatua, pergi dengan meninggalkan kesan baik dan mendalam, bagi sahabat-sahabat musisi, pun ibundanya Theodora Yosefa Sahilatua (80). Sejak karirnya di dunia musik bersama sang adik dengan mengibarkan bendera Franky & Jane, Franky dikenal amat bersahaja. Ia pun dikenal santun dalam bertutur kata.

Ebiet G Ade yang bernaung dalam perusahaan rekaman yang sama, mengaku termotivasi oleh kesuksesan Franky bersama Jane. Bukan cuma karena kehebatannya semata, Franky di mata Ebiet rendah hati. "Saya sangat termotivasi olehnya," tuturnya.

Franky pun memberi inspirasi kepada Slank dalam bermusik. "Sopan santunnya merupakan inspirasi buat Slank," kata Bimbim Slank. Franky, bagi Bimbim, memberi inspirasi Slank dalam bermusik.

Tema lagu yang diciptakan Franky, ujar Kaka menimpali, menjadi inspirasi Slank dalam menulis lagu dengan tema yang sama. "Dia orang yang berjuang untuk bangsanya," ujar Kaka Slank.

Tak sekadar musisi, komposer Purwacaraka melihat sosok Franky Sahilatua sebagai pejuang hak cipta. "Franky bukan sekadar tokoh musik, dia pejuang hak cipta," ujar Purwacaraka.

Glenn Fredly melihat sosok Franky  sebagai sosok penting dalam peta musik Indonesia. Bagi Glenn, sosok Franky mengingatkan kepada setiap orang tentang arti pentingnya sebuah budaya. "Bukan hanya budaya, pemikiran Franky memiliki perspektif bangsa ke depan," tukas Glenn.

***

Theodora Yosefa Sahilatua (80), ibunda Franky, menuturkan bahwa sejak masa kecil Franky amat dekat dengan dirinya dibanding dengan kakak dan adiknya. Ketika sang ibu memasak di dapur, Franky kerap menemani memasak. Bahkan Franky sering jahil. Sambil sang bunda memasak, ia mencomot makanan yang sudah matang dan kemudian melahapnya.

Theodora hampir tak pernah melupakan memasakkan tempe kegemaran Franky. Bukan cuma ketika ia masih kanak-kanak, hingga sebelum sakit menderanya, Theodora selalu menyiapkan tempe kegemaran sang anak lelaki yang sangat ia sayangi itu.

"Dulu saat masih kecil, dia selalu menemani saya memasak dan kadang dia sering jahil. Waktu sambil masak, dia duluan yang mencicipi masakan Mama," ujarnya.

"Kalau Mama masak di dapur, dia selalu mencari dan membuka tutup saji mencari tempe yang selalu Mama simpan buat dia. 'Mana tempe? Mana tempe Ma?' tanya Franky sambil mencari," kenang Theodora.

Kini, tiada lagi suara merdunya. Tak ada celotehnya yang menggemaskan sang mama. Tiada lagi Franky. Ia telah pergi. Franky tidur dalam keabadian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement