REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Memasuki usia pertumbuhan, anak-anak mulai mengikuti apa yang dia lihat dan dengar. Karena itu, pemberian stimulus positif menjadi modal yang baik bagi pertumbuhan si kecil.
Studi terbaru mengungkap memasuki usai empat tahun, anak-anak mulai memahami kalimat-kalimat kiasan atau metafora. Temuan ini cukup mengejutkan mengingat riset sebelumnya menyimpulkan bahwa anak-anak berusia 10 tahun mulai mengerti tentang penggunaan kalimat kiasan.
Riset itu juga mengungkap anak-anak diusia 4 tahun mulai berani mempraktikkan kalimat kiasan layaknya berusia diatas 10 tahun. Sebab itu, peneliti menyarankan kepada orang tua agar lebih banyak mengembangkan pengetahuan berbahasa kepada anak sebelum memasuki usia sekolah.
"Studi sebelumnya menyimpulkan kalimat kiasan tidaklah dimengerti anak-anak sebelum mereka berusia delapan atau sepuluh tahun, kini hal itu telah berubah," papar mahasiswa pasca sarjana, University of Montreal, Stephanie Alexander seperti dikutip dari telegraph, Kamis (16/9). Sebelumnya tim riset melakukan observasi dengan responden 39 keluarga yang memiliki dua anak.
Observasi itu dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana cara orang tua mendidik anak-anaknya. Tim riset juga mengawasi penggunaan dan pemahaman berbahasa seperti hiperbola, eufinisme, sakarsme dan pertanyaan retoris. Hasilnya, dari sekian banyak anak-anak yang diawasi terdapat satu anak yang memahami perkataan kias orang tua mereka.
Tim riset juga menemukan anak itu juga secara fasih bisa menggunakan perkataan kiasan. Tak hanya itu, peneliti juga menemukan banyaknya pertanyaan retoris dan jawaban sarkasme yang diberikan orang tua. Peneliti menduga kecenderungan itu disebabkan orang tua tampak kepayahan dalam menangani anak-anak yang sedang berkembang.
Karena itu, peneliti kemudian memberikan saran kepada orang tua untuk berhati-hati menggunakan kata-kata dan memberikan penjelasan yang berbeda sesuai jenjang usia. "Anak-anak kini jauh lebih mengerti ketimbang sebelumnya. Penggunaan bahsa yang sesuai dapat meredakan situasi yang berbahaya," ujar dia.